Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan indeks kedalaman kemiskinan selama pandemi COVID-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat (BPS Jabar) indeks kedalaman kemiskinan di Kuningan bertambah 1,17, dari semula 1,24 sebelum pandemi menjadi 2,41 di penghujung 2020.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan peningkatan indeks kedalaman kemiskinan ini merupakan dampak dari pandemi COVID-19. Ia menyebut, dari 27 kota/kabupaten, peningkatan kemiskinan terjadi di 19 daerah dengan ukuran Indeks Kedalaman Kemiskinan.
Namun daerah yang paling terdampak adalah Kuningan, serta empat daerah lainnya yang terkoreksi indeks kedalaman kemiskinannya yakni Kabupaten Indramayu (2,18), Sumedang (1,72), Cianjur (1,38) dan Kota Cirebon (1,30).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah orang miskin makin meningkat paling banyak di Kabupaten Kuningan, di Indramayu, Sumedang, Kabupaten Cianjur dan Kota Cirebon," ucap Ridwan Kamil di Gedung Sate, Senin 25 Januari 2021.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmadja menambahkan pandemi ini berdampak terhadap indeks kedalaman kemiskinan di 70 persen wilayah di Jabar. "Sebagian besar kabupaten/kota (70%) mengalami kedalaman kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2019," ujar Setiawan.
"Hal ini terdapat korealsi kejadian pandemi terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Barat," kata Setiawan melanjutkan.
Meskipun secara umum, tingkat indeks kedalaman kemiskinan se-Jawa Barat mengalami sedikit lonjakan yakni dari 1,09 ke angka 1,13.
(yum/mso)