.webp)
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengungkapkan, tempat isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG) di Kota Bandung saat ini sudah mencapai angka 94,3 persen. Dimana pasien tanpa gejala diketahui isolasi di hotel-hotel yang bekerja sama dengan Pemerintah.
"Sudah terisi sebanyak 66 kamar dari 70 kamar yang disediakan," ujar Oded di Kota Bandung, Jumat (22/1/2021).
Lebih lanjut, Pemkot Bandung mengambil langkah untuk menambah kapasitas ruang isolasi di beberapa lokasi. Oded mengatakan, saat ini RS Darurat Secapa TNI AD sudah mulai digunakan dengan peruntukkan bagi ruang isolasi se-Jawa Barat termasuk Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berita baiknya sudah mulai difungsikan dari tanggal 13 Januari 2021 dengan kapasitas total sebanyak 180 tempat tidur dan sudah terisi sebanyak 33,3 persen. Jumlah warga Kota Bandung yang dirawat di Secapa TNI AD ini sebesar 34 orang," ujarnya.
Dia mengatakan, selain gedung Secapa AD, aparatur kewilayahan pun telah menyiapkan tambahan ruang isolasi sebanyak 173 tempat tidur. "Saya ucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada aparatur kewilayahan," ujarnya.
Kemudian, untuk ruang isolasi di rumah sakit, Oded mengatakan, per 21 Januari 2021 bad occupancy rate (bor) masih 78,89% dengan keterisian 1.155 tempat tidur dari total 1.464 tempat tidur. Setidaknya ada 309 tempat tidur yang tersisa.
"Khusus untuk RSKIA, tanggal 21 Januari 2021 menyiapkan sebanyak 65 tempat tidur dan direncanakan akan menambah 50 tempat tidur lagi," sambung Oded.
Seperti diketahui, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bandung saat ini masih dalam zona resiko sedang dengan total konfirmasi kasus di Kota Bandung sebesar 7.654 (bertambah 1.324 kasus). Penambahan kasus positif aktif dengan total temuan sebesar 1.638 kasus (bertambah 931 kasus).
Sementara itu, angka kesembuhan di Kota Bandung meningkat sebanyak 384 (total 5.848 pasien sembuh) dengan presentasi sebesar 76.40%. Kasus kematian bertambah sebanyak 9 orang, sehingga total sebanyak 168 kasus.
"Presentasi kesembuhan di Kota Bandung turun dikarenakan meningkatnya jumlah kasus konfirmasi positif yang memiliki gejala sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk proses penyembuhannya," pungkasnya.
