Jabar Hari Ini: Penjaga Masjid Cabuli 13 Bocah-Bandung Gelombang Kedua Corona

Jabar Hari Ini: Penjaga Masjid Cabuli 13 Bocah-Bandung Gelombang Kedua Corona

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 20 Jan 2021 20:13 WIB
Ilustrasi Pencabulan Anak. Andhika Akbarayansyah/detikcom.
Foto: Ilustrasi (Andhika Akbarayansyah/detikcom).
Bandung -

Polisi akhirnya menangkap pelaku penusukan seorang pengantar bansos untuk longsor maut di Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Sementara itu kisah anak yang menggugat ayah kandungya menemui babak baru.

Sementara itu seorang marbot masjid ditangkap setelah mencabuli 13 bocah, bagaimana kasus ini bisa terungkap ? Simak ulasannya di Jabar Hari Ini:

Oded Sebut Gelombang Kedua Corona Terjadi di Bandung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wali Kota Bandung Oded M Danial prihatin dengan peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Kota Bandung. Ia mengungkapkan kian hari kasus positif aktif COVID-19 di Kota Bandung angkanya bertambah. Sekadar diketahui, saat ini Kota Bandung masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional.

Menurut Oded, jumlah kasus Corona yang terus naik ini menandakan sudah terjadi gelombang kedua COVID-19 di Kota Bandung. "Ini gelombang kedua," kata Oded di Balai Kota Bandung, Rabu (20/1/2021).

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laman Pusicov Kota Bandung, hingga Rabu (20/1/2021), total kasus COVID-19 di Kota Bandung mencapai 7.274 atau mengalami peningkatan 90 kasus dari sehari sebelumnya. Jumlah tersebut terdiri kasus positif aktif mencapai 1.314 atau bertambah 62 kasus. sembuh 5.796 atau ada tambahan 27 orang, dan meninggal 164 atau bertambah 1 kasus dari sehari sebelumnya.

"Hari ini kalau dilihat dari sisi perkembangan sangat mengkhawatirkan. Tapi ini bukan hanya di Kota Bandung, tapi terjadi di daerah lainnya," ucap Oded.

Ia menilai peningkatan kasus Corona ini karena masih ada warga yang sulit diatur untuk menerapkan protokol kesehatan. "Kalau saya lihat faktor masyarakatnya yang susah (diatur). Saya tuh serba salah, nyalahin masyarakat enggak bagus sebagai pemimpin," katanya.

"Tapi kenyataannya memang seperti itu, kucing-kucingan, berlomba antara petugas dan masyarakat ini (terjadi). Saya minta masyarakat semakin menyadari, saya berharap masyarakat betul-betul memahami, harus disiplin," tuturOded menegaskan.

Anak Gugat Ayah Kandung akan Dimediasi

Kasus anak menggugat ayah kandung sebesar Rp 3 miliar gegara masalah rumah membuat heboh. Sebelum masuk persidangan pokok perkara, upaya mediasi antara anak dan ayah tersebut akan dilakukan.

Gugatan tersebut dilayangkan oleh anak bernama Deden terhadap ayah kandungnya Koswara (85). Gugatan tersebut dilayangkan berkaitan dengan masalah sebagian rumah yang disewa oleh Deden di Jalan AH Nasution, Kota Bandung.

"Itu proses hukum di pengadilan seperti itu. Jadi saat proses administrasi, pihak-pihak itu hadir semua akan masuk mediasi. Mediasi yang dimediasikan oleh pengadilan," ujar kuasa hukum tergugat, Bobby Herlambang Siregar, di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (20/1/2021).

Bobby mengatakan proses mediasi ini akan berjalan mulai pekan depan. Pihaknya akan berusaha agar proses mediasi berjalan lancar sehingga gugatan dibatalkan oleh penggugat.

"Proses mediasi di pengadilan dikasih jangka waktu 30-40 hari. Apabila deadlock masuk ke sidang perkara," ucap Bobby.

Ia menambahkan kasus ini didukung penuh oleh sejumlah advokat di Bandung. Saat ini, sudah ada 20 pengacara di belakang Koswara yang siap membantu. Bahkan, kata dia, jumlah pengacara akan bertambah hingga mencapai 40 orang.

"Intinya hati nurani kita terpanggil untuk membantu Pak Koswara. Sebagai advokat, kita berharap jangan ada lagi gugatan anak kepada orang tua. Karena menurut kami, ini akan menjadi preseden buruk bagi anak-anak di masa depan," tutur Bobby.

Sementara itu, dukungan juga datang dari DPR RI. Anggota DPR RI komisi IV Dedi Mulyadi bahkan hadir menemui Koswara. Dedi mengaku siap menjembatani masalah ini sehingga bisa diselesaikan di luar persidangan.

"Jadi inti suara hatinya tidak layak anak menggugat bapaknya. Kedua tidak layak juga bapak meminta maaf kepada anak. Tetapi yang berikutnya yang layak anak yang sujud kepada orang tuanya meminta maaf nanti bapaknya memaafkan. Tapi tadi bapak cerita kalau sayang sama anaknya, sayang banget walaupun Deden tidak meminta maaf, bapak sudah memaafkan. Kalau sekarang bapaknya sudah memaafkan Deden tanpa diminta maaf, masa terus gugat bapaknya. Lihat apalagi?," ujarnya.

"Saya akan hubungi. Nanti kalau sudah oke bersedia datang saya bantu. Saya yakin penggugat punya hati dan sayang samabapaknya," kataDedi menambahkan.

Analisa BMKG soal Penyebab Banjir Bandang Puncak Bogor

Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menganalisa penyebab bencana banjir di Perkebunan Teh PTPN VIII, tepatnya di Kampung Rawa Dulang, Des Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor yang terjadi pada Selasa, 19 Januari 2021.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, kemiringan lereng sangat curam dengan morfologi daerah aliran sungai (DAS) berupa cekungan tapal kuda dengna bagian ujung menyempit, sehingga merupakan daerah akumulasi air dan mudah terbendung material longsoran.

Seperti diketahui banjir bandang yang terjadi kawasan Agro Wisata Gunung Mas itu merupakan aliran bahan rombakan atau banjir bandang dari Kali Cisampay.

Dari laman Badan Geologi, secara umum lokasi bencana pada bagian hulu merupakan morfologi cekungan berbentuk tapak kuda dengan kelerengan agak curam hingga sangat curam, dengan kemiringan > 45o, sementara pada lereng bagian bawah kemiringan lereng berkisar 10Β° - 20Β°. Lokasi berada pada ketinggian antara 1000 sampai dengan 1100 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk., 1998), daerah bencana tersusun oleh batuan Gunungapi G. Pangrango yang merupakan endapan lebih tua, lahar dan lava, basalt andesit (Qvpo).

"Longsoran pada bagian atas terjadi pada tanah pelapukan dan kontak dengan lapisan di bawahnya yang merupakan lapisan kedap air (lava) yang berfungsi sebagai bidang gelincir," ujar Kasbani dalam diskusi virtual, Rabu (20/1/2021).

"Longsoran pada bagian hulu yang kemudian terbawa oleh aliran sungai dan volumenya bertambah dengan material batuan dan tanah yang ada di sungai, dan ketika hujan lebat menjadi aliran bahan rombakan yang mempunyai daya rusak yang sangat tinggi," lanjut Kasbani.

Ia mengatakan, hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah dan aliran bahan rombakan. "Di daerah puncak ini juga terjadi karena adanya hujan yang sangat lama, dengan intensitas tinggi dan juga kondisi geologinya seperti itu," katanya.

Dalam bencana ini sebanyak 134 kepala keluarga yang terdiri dari 474 jiwa mengungsi dan puluhan rumah rusak. Beberapa akses jalan di wilayah tersebut pun tak dapat dilalui kendaraan.

Kepala Badan Geologi Eko BudiLelono mengatakan, sedianya pihaknya telah membuat peta rawan bencana, baik untuk potensi bencana longsor maupun banir bandang. "Data itu selalu kamu update tiap bulan dan kami sampaikan ke pemerintah daerah setempat, juga diberikan kepadaBPBD danBNPB update peta itu. Seharusnya sudah diketahui daerah mana saja yang punya potensi banjir bandang menengah atau rendah, dan dijadikan pemerintah daerah untuk bisa mengantisipasi hal itu," katanya.

Marbut Masjid di Cirebon Cabuli 13 Bocah

Personel Sat Reskrim Polresta Cirebon meringkus pria berinisial NF (52), pelaku pencabulan terhadap anak. Tersangka bekerja sebagai marbut atau penjaga masjid di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi mengatakan NF bekerja di tempat ibadah itu sejak setahun. NF tercatat sebagai warga Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Kepada petugas, NF mengaku mencabuli 13 anak lelaki.

"Total korban 13 anak. Semuanya di bawah umur, 8-15 tahun. Korban laki-laki semua. Sehari-hari pelaku bekerja sebagai penjaga tempat ibadah," kata Syahduddi, Rabu (20/1/2020).

Ia mengatakan NF melakukan perbuatan cabul itu di lingkungan masjid. Modus dia membujuk korbannya.

"Iming-iming bermain handphone, makanan, uang dan lainnya. Dilakukan di ruangan pelaku (masih lingkungan masjid)," kata Syahduddi.

Akibat perbuatannya, NF dijerat pasal undang-undang (UU) Perlindungan Anak Nomor 1/2016 dan KUHP. Ancaman hukumannya maksimal sampai 15 tahun kurungan penjara.

Pengungkapan kasus pencabulan terhadap belasan anak yang dilakukan di lingkungan masjid itu terungkap saat korbannya melaporkan aksi bejat NF kepada orang tuanya. Korban berjuang agar pria itu bisa terungkap.

"Awalnya korban melaporkan kepada orang tuanya, tapi tidak ada bukti," ujar Syahduddi.

Korban tak menyerah setelah melapor dan memiliki bukti. Dia menerangkan salah seorang korban berusaha mengambil memory card atau kartu memori di handphone NF.

"Ada salah seorang korban yang pernah melihat pelaku merekam aksinya. Sehingga korban mengambil kartu memori. Ya sebagai bukti," ucap Syahduddi.

Syahduddi mengatakan awal Januari lalu orang tua korban melaporkan aksi NF sambil menyerahkan barang bukti berupa kartu memori. "Dari hasil pemeriksaan, pelaku ini pernah menjadi korban saat masih SMP. Kemudian pelaku juga pernah melakukan aksi yang sama di wilayah lain, tapi tidak diteruskan ke jalur hukum," tutur Syahduddi.

Sementara itu, tersangka NF mengaku hanya merekam sekali perbuatan kejinya. Video yang saat ini menjadi bukti kasusnya. Ia mengaku hanya iseng merekam aksinya.

"Pernah mengajar di pesantren. Sudah cerai, saya di sini jadimarbut. Menyesal sekali. Kalau merekam cuma sekali," kata NF.

Penikam Pria Usai Bansos Longsor Sumedang Ditangkap

Polisi berhasil menangkap satu orang buronan yang menikam Karta Gunawan (37) hingga tewas usai menyalurkan bantuan sosial ke lokasi longsor Sumedang. Pelaku ditangkap di luar kota.

"Ya sudah (ditangkap)," ujar Kasat Reskrim Polres Sumedang AKP Yanto Slamet saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (20/1/2021).

Pelaku berinisial W alias Black ini ditangkap jajaran Reskrim Polres Sumedang dini hari tadi. Pelaku ditangkap di kawasan Purwakarta.

"Ditangkapnya tadi subuh di Purwakarta," kata dia.

Pelaku saat ini tengah dibawa tim ke Polres Sumedang untuk dimintai pertanggungjawabannya. W akan langsung ditahan.

"Ya langsung ditahan," kata dia.

Seperti diketahui, Seorang pria tewas ditusuk sekelompok pemuda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Korban bernama Karta Gunawan (37) bersama rekannya diketahui baru selesai menyalurkan bantuan sosial (bansos) kepada korban longsor di Cimanggung Sumedang.

Insiden berdarah itu berlangsung Jumat 15 Januari 2021, sekitar pukul 17.30 WIB. Korban dan sejumlah temannya itu diduga terlibat perselisihan dengan kelompok pemuda.

Polres Sumedang menetapkan empat orang tersangka terkait tewasnya Karta Gunawan (37), di Jalan Parakanmuncang, Desa Sindang Pakuon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (15/1/2021) lalu. Korban tewas usai menyalurkan bantuan sosial di lokasi longsor Sumedang.

Keempat tersangka itu berinisial AR alias Tile, DS alias Komeng, NU Alias Ute, dan W alias Black. Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo mengatakan tersangka W alias Black, merupakan pelaku yang menyebabkan korban meninggal dunia. Pelaku menusuk bagian dada korban.

"Tersangka W alias Black menusuk dada korban sebelah kiri menggunakan pisau hingga menyebabkan korban meninggal dunia, W ini masih DPO," katanya.

Halaman 2 dari 5
(yum/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads