Kisah Cinderamata Terakhir dari Korban Sriwijaya Air SJ182 untuk Suami

Kisah Cinderamata Terakhir dari Korban Sriwijaya Air SJ182 untuk Suami

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Senin, 11 Jan 2021 14:47 WIB
Yayu memperlihatkan foto Aneta Fauzia bersama sang suami.
Yayu memperlihatkan foto Aneta Fauzia bersama sang suami. (Foto: Bahtiar Rifa'i/detikcom)
Serang -

Korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, Arneta Fauzia (38), menyiapkan beberapa cinderamata untuk suami tercintanya di Pontianak, Kalimantan Barat, sebelum pesawat tersebut jatuh. Korban membawa ketiga anaknya yang tinggal di Kota Serang bernama Fao Nuntius Zai (bayi di bawah satu tahun), Zurisya Zuar Zai (9) dan Umbu Kristin Zai (2).

Asisten rumah tangga keluarga ini, Yayu bercerita, ia membantu menyiapkan keperluan anak-anak dan barang yang akan di bawa Mama Umbu panggilan korban untuk nanti di Kalimantan. Termasuk cinderamata jam tangan dan sepatu untuk diberikan kepada suaminya itu.

"Dari sini bawa oleh-oleh jam sama sepatu," kata Yayu kepada wartawan di Serang, Banten, Senin (11/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, cinderamata terakhir sepatu untuk suami tercinta itu tertinggal di rumah. Ini katanya jadi kenang-kenangan korban untuk suaminya tercinta yang memang kerja di sana. "Ibunya bawa jam buat bapak, cuma sepatunya ini nggak terbawa," ucap Yayu.

Yayu cerita, korban bersama ketiga anaknya berangkat dari Serang sekitar pukul 8.30 WIB pada Sabtu (9/1), sebelum kecelakaan. Ia ikut mengantar bersama sopir ke Bandara Soekarno-Hatta.

ADVERTISEMENT

Selama di mobil, ia ingat interaksi ketiga anak bersama korban. Ia juga menyiapkan keperluan korban mulai dari sarapan termasuk membantu menyuapi anak yang masih balita.

Pembantu rumah tangga memperlihatkan sepatu yang dibeli Arneta Fauzia. Cinderamata itu tertinggal saat Arneta akan berjumpa dengan suaminya di Pontianak.Yayu memperlihatkan sepatu yang dibeli Arneta Fauzia. Cinderamata itu tertinggal saat Arneta akan berjumpa dengan suaminya di Pontianak. (Foto: Bahtiar Rifa'i/detikcom)

Tonton video 'Pentingnya Trauma Healing Bagi Keluarga Korban Sriwijaya Air':

[Gambas:Video 20detik]



Korban sendiri sudah dua kali akan pergi ke Kalimantan, namun selalu gagal karena terganjal pandemi Corona. Saat diberi kesempatan berangkat di niat yang ketiga, korban mengalami kecelakaan.

"Dua kali gagal terus karena pandemi. Ini ketiga kali (mau berangkat), kecelakaan," ujarnya.

Korban tinggal mengontrak di Perumahan Lopang Indah, RT 01/013, Kelurahan Unyur, sejak dua bulan lalu. Keluarga ini pendatang, sementara suami korban, Yaaman Zai (43), kerja di Pontianak.

Yayu sempat akan diajak ke Kalimantan untuk membantu keluarga ini. Namun dengan berbagai pertimbangan, ia akhirnya tidak jadi berangkat. "Tadinya ngajak saya ke Kalimantan, katanya ikut yuk bu, saya tapi nggak ikut," ujar Yayu.

Berdasarkan keterangan Ketua RT 01/013 Nanang Wahyudin Perumahan Lopang Indah, keluarga korban ini pendatang di Kota Serang dan sebelumnya tinggal di blok berbeda. Korban pindah dua bulan lalu, sementara suami kerja di daerah Kalimantan itu bernama Yaaman Zai (43). Keluarga ini juga dikenal baik oleh para tetangga.

"Kesehariannya berbaur, alhamdulillah walaupun baru dua bulan baik, sehari-hari berbaur aktif" kata Nanang kepada wartawan.

Halaman 2 dari 2
(bri/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads