Proses vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor dijadwalkan akan dilaksanakan pada 14 Januari 2021 atau minggu kedua Januari 2021. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dijatah menjadi orang pertama di Kota Bogor yang akan divaksin.
"InsyaAllah (vaksinasi) akan kickoff tanggal 14 Januari 2021, kita sudah tetapkan daftar penerimanya siapa saja, kita akan sosialisasikan, mungkin 10 persen dari terget penerima usia produktif gitu," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Rabu (6/1/2021).
Bima menyebut, kepala daerah diminta menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin. Namun menurutnya, penerima vaksin tahap pertama adalah orang yang belum pernah dinyatakan positif COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Bima Arya, merupakan salah satu kepala daerah yang pernah dinyatakan positif COVID-19.
"Kepala daerah diminta untuk menjadi yang pertama (disuntik vaksin), tetapi yang pernah (positif) Covid-19 itu dikeluarkan (dari daftar). Jadi di Kota Bogor yang pertama kali disuntik vaksin adalah pak Wakil Wali Kota (Dedie A Rachim)," sebut Bima Arya.
Di Kota Bogor sendiri, rencana sebanyak 160 ribuan orang akan menerima vaksin pada tahap pertama. Jumlah itu merupakan 20 persen dari keseluruhan target penerima vaksin di Kota Bogor.
"20 persen dulu untuk usia produktif, 20 persen dari usia 19-60 tahun, mungkin sekitar 160 ribu, kira-kira itu jatah yang akan diterima di Kota Bogor saat ini," ungkap Bima Arya.
"(Jenis vaksin) nanti akan kita informasikan lagi," imbuhnya.
Proses vaksinasi sendiri akan dilakukan di 64 faskes yang ada di Kota Bogor, baik itu klinik maupun rumah sakit. Saat ini, Pemkot Bogor sudah melakukan langkah-langkah persiapan seperti kesiapan faskes di Kota Bogor, kemudian kedua adalah pendataan dari target prioritas yang nanti akan diberikan vaksin, dan ketiga adalah proses sosialisasi kepada warga.
Untuk pelaksanaan vaksinasi, Pemkot Bogor menganggarkan Rp 9 Milyar dari dana APBD. Dana sebesar itu, akan digunakan untuk keperluan vaksinasi seperti kebutuhan logistik dan kebutuhan faskes.
"Kita sudah menganggarkan dari APBD sekitar Rp. 9 milyar yang akan digunakan untuk itu (proses vaksinasi), ada keperluan untuk logistik, kebutuhan faskes dan lain-lain," sebut Bima.
(mud/mud)