Harga cabe rawit merah di pasar tradisional sekitaran Kabupaten Bandung mulai terjadi kenaikan. Kenaikan harga tersebut dikarenakan menurunnya hasil panen petani cabe rawit.
Salah seorang petani cabe rawit asal Kampung Cicayur, Cimenyan, Kabupaten Bandung Daman (51) menuturkan, telah terjadi penurunan hasil panen. Sejauh ini, ia menduga dikarenakan kekurangan air ketika proses penyiraman.
Daman memiliki 5 ribu bibit pohon di lahan seluas 2.800 meter persegi. Biasanya, dalam satu kali panen bisa mendapatkan sekitar 1 kuintal. Tetapi, saat ini kebunnya hanya bisa panen 50 kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada penurunan hasil panen, dari 5.000 bibit di 200 tumbak, biasa 100 kg, sekarang 50 kg," kata Daman saat ditemui di kebunnya, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Selasa (5/1/21).
Dengan menurunnya hasil panen, berpengaruh terhadap stok barang yang ada di petani. Hal itu pun berpengaruh terhadap harga cabe merah di pasaran atau pasar tradisional.
Selain itu, kata Daman, dari segi kualitas pun dinilai mengalami penurunan. Meski begitu, cabe hasil panennya pun tetap terjual untuk menutupi kebutuhan pasar.
"Yang bapa tetap kejual karena di pasar kan kurang barangnya. Bapa biasa ke Tangerang sama Pasar Caringin," kata Daman.
Sekadar diketahui, saat ini harga cabe rawit mengalami kenaikan sejak masuk tahun baru 2021. Sebelumnya, harga cabe rawit di pasar tradisional berkisar Rp 80 ribu. Saat ini harganya berkisar Rp 85 - 90 ribu.
"Sekarang dari kami petani kalau dijual ke pasar kira-kira sekitar Rp 70 ribuan. Masih ungtung petani dengan harga segitu," ucap Daman.
(mud/mud)