Perajin Tahu Cibuntu, Kota Bandung, Jawa Barat masih produksi meskipun harga bahan baku kedelai naik di pasaran. Namun, perajin memberlakukan kenaikan harga.
Kepala Produksi Pabrik Tahu NJ Hana Hadiana mengatakan, kenaikan harga kedelai sangat berdampak pada usaha perajin Tahu Cibuntu.
"Berdampak banget. Berdampaknya sih produksi jadi susah, kenaikannya agak lumayan besar," kata Hana di Pabrik Tahun NJ yang berada di Kecamatan Babakan Ciparay, Senin (4/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hana menyebut, kenaikan harga kedelai sejak Bulan Desember 2020 hingga Januari 2021, cukup signifikan. "Kenaikannya, kemarin Rp 6.800 sekarang sudah sampai Rp 9.400," ujarnya.
Agar tetap berproduksi, sejak hari ini, pihaknya terpaksa menaikkan harga tahu yang diproduksi. "Kita coba naikkan harga, biasanya dari Rp 350 jadi Rp 400, itu juga belum bisa mencukupi, kita kalau naikkan terlalu mahal konsumen susah, masyarakat belum bisa nerima dengan kenaikan yang mendadak ini," ungkapnya.
Ia menjelaskan, kenaikan harga tahu ini dari 18-20 persen. Hampir Rp 100 kenaikan setiap ukuran tahu kenaikannya.
"Sekarang yang tadinya Rp 400 kita jual Rp 500, tadinya Rp 700 kita jual Rp 800 dan yang tadinya Rp 325 kita jual Rp 375. Kenaikannya 18-20 persen," jelasnya.
Menurutnya, Tahu Cibuntu didistribusikan ke Jabotabek dengan produksi setiap harinya mencapai 3 ton. Karena ada kenaikan harga, hari ini pihaknya baru memproduksi 1 ton.
"Hari ini kita coba 1 ton, Alhamdulillah habis. Tapi belum semua pasar yang ngambil, apalagi kedelainya agak susah, terus biasnya distribusi kedela cepat. Sekarang telat dan kita harus cari kemana-mana," ujarnya.
Pihaknya berharap, kepada pemerintah agar menurunkan kembali harga kedelai dengan harga normal.
"Harapannya normal lagi. Kalau naik boleh-boleh aja, tapi normal aja," pungkasnya.
(wip/mud)