Kopti Imbau Produsen Tahu-Tempe Tak Naikkan Harga di Atas 30 Persen

Kopti Imbau Produsen Tahu-Tempe Tak Naikkan Harga di Atas 30 Persen

Yudha Maulana, Wisma Putra - detikNews
Senin, 04 Jan 2021 11:22 WIB
Pedagang tahu dan tempe di Bandung memutar otak untuk siasati harga kedelai yang naik. Caranya dengan memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dijualnya.
Pedagang tahu dan tempe di Bandung (Foto: Wisma Putra)
Bandung -

Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung mengimbau agar para perajin tahu dan tempe tidak menaikkan harga komoditas produksinya melebihi batas 30 persen dari harga normal. Hal itu, sesuai dengan arahan Gakoptindo.

"Jangan melebihi itu, karena suatu saat ada penurunan harga kedelai lagi, mungkin ketika itu akan ada penurunan (harga) lagi," ujar Sekretaris Kopti Kota Bandung Ujang Barnas saat dihubungi detikcom, Senin (4/1/2021).

Sebelumnya, para produsen tahu dan tempe yang berada di bawah naungan Kopti Bandung melakukan mogok produksi selama tiga hari, terhitung dari 1 sampai 3 Januari 2021. Pasalnya, harga kedelai merangkak naik ke angka Rp 9.050 per kilogram dari harga normal Rp 7.800 per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk itu kemungkinan para produsen meningkatkan harga, kalau untuk menurunkan harga kedelai agak susah juga. Harganya masih sama Rp 9.050 per kilogram, belum turun. Tadi saya cek harga tempe di tukang sayur, dari harga jual Rp 3.000 per bungkus, sekarang menjadi Rp 3.500 mulai ada kenaikan harga, walau saya belum survei semuanya karena hari ini baru hari pertama produksi," ujarnya.

"Kemarin produsen di (sentra produksi tahu) Cibuntu juga mogok semua," katanya menambahkan.

ADVERTISEMENT

Ia berharap pemerintah bisa menggalakkan kembali program swasembada kedelai, jangan hanya sebatas di tataran wacana. "Jadi swasembada kedelai diberlakukan benar, sehingga kita tidak terfokus di kedelai impor," katanya.

Naiknya harga kedelai, ujar Barnas, tak sebanding dengan harga jual tahu atau tempe yang rata-rata dijual dengan harga Rp 5000 - Rp 7000 per bungkus, yang isinya 10 butir tahu.

"Berat bagi mereka, kalau terus begini ya mereka terus-terusan merugi, mereka (pengrajin) inginnya harga tahu tempe dinaikkan, sampai 10 - 30 persen, mereka mintanya itu. Makanya mogok ini tujuannya sekaligus memberitahukan konsumen akan kenaikan harga, karena harga kedelai naik," ucapnya.

Sebelumnya, mogok produksi produsen tahu dan tempe di Bandung Raya pada tiga hari yang lalu berdampak terhadap sajian menu sejumlah penjaja kuliner kaki lima.

Seperti AbahEwok (45), penjaja gorengan di Sukajadi yang tak menjual gorengan tahu dan tempe. "Ya karena tahu dan tempenya juga enggak ada di pasar, tapi ya kita maklumi juga," katanya.

Pedagang Pasar Kosambi Naikkan Harga

Dampak kedelai naik, harga tahu di pasar tradisional yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat naik. Kenaikan harga ini terjadi hari ini, Senin (4/1/2021).

Seperti di Pasar Kosambi, Kota Bandung harga tahu Cibuntu mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000 setiap bungkus atau Rp 100 setiap sebiji tahu.

Kenaikan harga ini terjadi, setelah sejumlah pedagang tahu dan tempe di Kota Bandung, mogok berjualan selama tiga hari kebelakang.

"Kemarin libur tiga hari, sekarang naik sedikit, ukuran kecil Rp 9 ribu dan yang besar Rp 14 ribu, 10 biji (per bungkus)," kata pedagang tahu Cibuntu Cucu Sutisna kepada detikcom di Pasar Kosambi.

Cucu menyebut, sebelumnya tahu berukuran kecil Rp 8 ribu, naik Rp 1.000, jadi Rp 9 ribu, sedangkan yang besar sebelumnya Rp 13 ribu, naik Rp 1000, jadi Rp 14 ribu.

"Naiknya Rp 1.000, enggak begitu banyak," ujar Cucu.

Menurut Cucu, stok tahu ada, tapi harganya naik. "Ada tiap hari bikin, cuman harganya jadi naik," terangnya.

Cucu berharap, dengan kenaikan ini harga kedelai turun kembali. Pasalnya dikeluhkan juga oleh para pembeli.

"Mudah-mudahan turun lagi, kesemula lagi. Ada keluhan, kenapa mahal, naik, saya kasi tahu kedelainya naik, baru tahu, keluhannya gitu dari pembeli," tuturnya.

Tak hanya di lapak milik Cucu, kenaikan harga tahu Cibuntu juga terjadi di lapak milik Endang Ridwanullah.

"Kemarin berhenti semua, baru berjualan lagi hari ini. Harga tahu dua macam, yang kecil dari Rp 800 jadi Rp 1.000 dan yang besar dari Rp 1.400 jadi Rp 1.500, kenaikan Rp 100 per biji," jelas Endang.

Selain menjual tahu Cibuntu, Endang juga menjual tempe. Namun, menurut Endang tempe di lapaknya sudah habis dicari oleh para pembeli.

"Tempe kebetulan sudah habis sejak pagi tadi. Tahu ada kenaikan harga, tempe juga, tapi kalau tempe ukurannya diperkecil," ujarnya.

Endang juga berharap kepada pemerintah, agar segera menstabilkan harga kedelai di pasaran.

"Harapan kepada pemerintah, biar pun sekarang pasar bebas perlu ada tekanan jangan terlalu, kaya harga jangan terlalu naik, terutama bagi konsumen dan pengrajin tahu dari menengah ke bawah, itu paling diharapkan. Apalagi sekarang di musim corona," terangnya.

"Ada keluhan dari pembeli, tapi apa boleh buat, ikutin aja, mudah-mudahan ke depannya bisa turun lagi, bisa normal lagi harga," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads