Harga jual kedelai yang menjadi bahan utama pembuatan tahu saat ini terus merangkak naik. Kedelai yang semula hanya sekitar Rp 7.000 per kilogram kini mencapai Rp 9.400 per kilogram-nya. Kenaikan harga kedelai ini dikeluhkan pengrajin tahu tradisional di Kota Bogor.
"Sekarang harga kedelai Rp 9.400, kalau normalnya itu Rp 7.000 per kilo. Kenaikan sudah hampir seminggu ini, naiknya pelan-pelan, tapi terus naik," kata Dodo (37), pengrajin tahu asal Sukaresmi, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Senin (28/12/2020).
Dengan harga kedelai yang tinggi, kata Dodo, membuat para pengrajin cukup kesulitan. Ia berharap pemerintah turun tangan agar harga kedelai turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab penjualan tahu yang kini sepi akibat pandemi, jadi semakin besar beban biaya produksi karena naiknya harga kedelai. Sementara keuntungan yang mereka dapat tak bertambah.
"Harapan kita, ya keinginan para pengrajin tahu, inginnya itu harga normal lah. Karena sekarang itu kan (kalau kedelai mahal) jadi biaya produksinya juga makin gede, sedangkan kita ambil keuntungan kan sudah ditakar, nggak seberapa kita ambil untung," keluh Dodo ditemui di pabrik tahu tempatnya bekerja.
"Apalagi sekarang kan daya beli masyarakat itu lagi turun, ekonomi lagi lesu, seharusnya yang bener itu harga kedelai tidak naik," tambahnya.
Meski demikian, lanjut Dodo, usaha pembuatan tahu yang dijalaninya sejak 17 tahun itu tidak akan berhenti. Beberapa strategi ia lalukan untuk menyiasati kenaikan harga kedelai. Salah satunya adalah memperkecil ukuran tahu dan mengurangi jumlah produksi.
"Pengaruh (kenaikan harga) nya kita siasatin aja, karena harga kedelai melonjak tinggi nih, kita kecilkan ukuran tahu-nya, tetapi harganya tetap. Kalau enggak, ukurannya tetap tapi harga kita naikin," kata Dodo.
"Cuma kebanyakan kalau harga kita naikin, konsumen komplain pada nggak mau, banyak yang protes. Makanya paling kita ambil itu kita kecilkan ukuran tahunya, tapi harga tetap," tambah Dodo.
Selain itu, lanjut Dodo, ia juga mengurangi jumlah produksi untuk menyesuaikan harga kedelai dan daya beli masyarakat yang turun akibat pandemi.
"Hari ini produksi masih jalan, cuma kuotanya kita turunin. Yang biasanya misalnya 10 karung sekali produksi sekarang kita turunin 6 karung," ucapnya.
"Tapi emang kan sekarang daya beli masyarakat sedang turun," ujar Dodo menambahkan.
Tonton juga 'Siasat Pengrajin Tempe Lamongan Hadapi Kenaikan Harga Kedelai':
(mso/mso)