Berbicara COVID-19 tidak hanya selalu membahas soal penambahan kasus. Di balik itu ada juga cerita perjuagan para tenaga kesehatan yang rela mempertaruhkan dirinya sendiri dengan risiko terpapar COVID-19.
Di Ciamis ada Tim Gorgom, bila dalam serial super hero (Kamen Rider Black) merupakan kelompok jahat yang selalu ingin menghancurkan dunia. Tapi Gorgom ini layaknya pahlawan adalah tim yang bertugas untuk antar jemput hingga menguburkan pasien positif Corona.
Tim Gorgom ini terdiri dari 8 orang anggota, 3 PNS dan lainnya honorer. Mereka sehari-hari bertugas di Puskesmas beberapa daerah. Tim ini mulai aktif sejak ada pasien positif Corona di Ciamis ada yang meninggal dunia sekitar bulan Agustus lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih ingat pertama bertugas itu pemakaman pasien di Panjalu yang videonya sempat viral," ujar salah satu anggota Gorgom Dede Kusdinar, yang juga petugas di Puskesmas Rajadesa, Ciamis, Selasa (22/12/2020).
Dede yang biasa disapa Dinar ini bercerita awal bertugas sering mendapat penolakan dari warga saat mengantarkan jenazah pasien COVID-19 untuk dimakamkan.
"Dulu sering mendapat penolakan tapi untuk pengusiran tidak ada, kalau sekarang mulai reda. Sempat setelah menguburkan jenazah, mobil ambulans diportal menggunakan bambu dan dikelilingi pot bunga sehingga sulit keluar," ucapnya.
Dinar juga bercerita bukan hanya penolakan biasa yang ia dan tim nya alami. Anggota Tim Gorgom juga sempat mendapat pukulan dari warga. Namun pihaknya tak mempersoalkannya, karena situasi ini dapat dipahami dan dirasakan bersama.
"Sempat mengalami pemukulan, tapi kami tidak memperpanjangnya. Karena kami memahami situasinya," ungkapnya.
Anggota Tim Gorgom lainnya Ohim bercerita dalam setiap mengantar dan menguburkan jenazah pasien positif Corona, tak jarang ia bersama yang lainnya harus menggali kubur sendiri. Karena aksi penolakan warga seperti yang terjadi di wilayah Cimaragas beberapa waktu lalu.
"Ya ada yang digali oleh warga, ada juga kami harus gali sendiri, ukuran kuburan tidak sesuai dengan peti mati jadi harus ditambah. Perlu kami tegaskan juga setiap melakukan pemulasaraan, kami tentunya sesuai dengan syariat Islam," jelasnya.
Tim Gorgom selalu siaga 24 jam, ketika ada perintah untuk penguburan langsung bergerak, baik menggunakan 1 ambulans atau 2 mobil. Risiko terpapar COVID-19 pun selalu menghantui, tapi dengan penerapan protokol kesehatan dan APD lengkap hal itu bisa diminimalisir.
"Sejauh ini kami bertugas telah menguburkan 38 jenazah. Hanya 1 satu anggota yang sempat terpapar dan kini sudah sembuh. Kami juga seminggu sekali kami swab tes. APD yang kami pakai pun langsung dibakar," ujarnya.
(mso/mso)