Pandemi COVID-19 mengubah cara belajar harian siswa. Penyebaran virus Corona yang menyebar lewat kerumunan membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh. KBM daring pun menjadi andalan untuk menyiasati jarak antara guru dan murid.
Upaya untuk menyediakan kuota internet untuk KBM daring telah dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan menyediakan 2,2 juta paket data internet kepada para pelajar dan guru. Termasuk peminjaman gawai belajar di era pandemi ini bisa tetap berjalan.
Tetapi, sistem belajar daring pun memiliki kelemahan. Pasalnya, tak semua wilayah dijangkau jaringan komunikasi internet yang memadai atau blank spot. Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi mengatakan ada sekitar 1.200 titik yang belum terjangkau sinyal internet di Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sekitar 1.200 titik dengan status desa desa hutan. Kalau letak sekolahnya mungkin masih ada di pusat kecamatan, tapi siswa-siswanya kebanyakan di pelosok yang tidak terjangkau jaringan. Akhirnya, tidak sedikit guru yang berkunjung ke rumah-rumah siswa," ujar Dedi dalam Webinar peluncuran Tas Bakti Guru Kunjung, Sabtu (19/12/2020).
![]() |
Menyadari belum sepenuhnya KBM bisa digelar daring, Dinas Pendidikan Jawa Barat meluncurkan Tas Bakti Guru Kunjung untuk menghadapi keterbatasan infrastruktur pendidikan jarak jauh (PJJ). Tas tersebut diberikan kepada guru-guru yang melakukan kunjungan belajar ke rumah murid.
Di dalamnya terdapat perlengkapan protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer dan pelindung wajah. Berikut meja dan papan tulis berjalan, USB yang berisi bahan pengajaran dari Timodik Disdik Jabar dan video motivasi untuk tetap berintegritas.
"Walau KBM tatap muka akan dilakukan pada Januari 2021, tapi serta-merta membuat pelajaran 100 persen dilakukan di sekolah. para pelajar dan murid ini masih harus belajar bergiliran (sif) di sekolah dan sekolah bergiliran," ujar Dedi.
Baca juga: 150 Ribu Anak Telantar di Jawa Barat |
Tas Bakti Guru Kunjung ini merupakan kolaborasi Disdik Jabar dengan PT SMI, JAGI Foundation, Rumpun Indonesia dan Tikomdik Disdik Jabar melalui pendidikan karakter Jabar Masagi. Peralatan yang ada di dalam tas itu pun merupakan hasil gotong royong dari para pelajar dan mahasiswa di Jabar.
Maskernya buatan SMKN 9 Bandung, pembuat hand sanitizer adalah pelajar SMKN 5 Bandung, pembuat tas yang bisa diubah menjadi meja dan papan tulis adalah alumni desainer
ITB, serta pembuat materi bahan ajar pembelajaran kontekstual-kolaboratif yang telah diunduh ke dalam USB disusun oleh Tikomdik Disdik Jabar dan para talent siswa SMA/SMK/SLB.
![]() |
Simak juga video 'Jadi Guru Sehari, Sri Mulyani Ajarkan Soal APBN via Daring':