Senang dan haru, itulah kondisi yang menggambarkan perasaan Zulfahmi Pratama yang baru saja menjadi wisudawan dan lulus kuliah di Universitas Kuningan, Jawa Barat.
Tidaklah mudah bagi Zulfahmi pria kelahiran Kabupaten Kuningan 18 April 1998 ini untuk bisa lulus dan menjadi wisudawan dengan predikat memuaskan ini.
Zul sapaan akrabnya harus mencari uang sendiri untuk biaya kuliahnya selama 4 tahun. Tanpa rasa malu, Zul menjadi tukang parkir di salah satu pusat perbelanjaan di Kabupaten Kuningan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikcom, Zul menceritakan perjalanan singkat hidupnya hingga berada di titik saat ini. Zul mulai menjadi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Uniku tahun 2016 lalu.
Saat itu kata dia, biaya pendaftaran mahasiswa baru di Uniku Ia dapat dari uang tabungan hasil parkir selama bulan Ramadhan.
"Waktu itu 2016 bulan puasa itukan ada pembukaan mahasiswa baru di Uniku saya daftar dari uang parkir selama bulan puasa," kata Zul saat diwawancarai.
Tiap hari, saat jam kuliah selesai Zul harus berangkat ke tempatnya bekerja menjadi tukang parkir. Mulai dari pukul 14.00 hingga 21.00 Zul bekerja mencari rupiah demi rupiah untuk memenuhi kebutuhan biaya kuliahnya.
Dalam sehari, Zul bisa memperoleh uang Rp 50 hingga Rp 100 ribu. Uang itu kemudian Ia tabung sebagian dan sisanya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
Zul sudah menjadi tukang parkir sejak kelas 4 SD. Itulah kenapa Zul tidak merasa malu harus menjadi tukang parkir meski tidak bisa menikmati kehidupan seperti layaknya teman-teman seusianya.
"Awal jadi tukang parkir itu kelas 4 SD, saya dari keluarga yang pas-pasan jadi diajak orang tua bantu jadi tukang parkir karena ayah juga tukang parkir," ungkapnya.
Banyak hal yang dialami Zul selama menjadi tukang parkir, namun yang paling sering Ia alami adalah menjadi sasaran keegoisan pemilik kendaraan yang parkir sembarangan.
"Selama jadi tukang parkir pengalaman paling sering itu dimarahi pengunjug. Kan kalau di situ gak boleh parkir di kanan jalan, tapi kadang saat ditegur malah marah-marah, jadi itu suka ada aja," lanjut Zul menceritakan.
Menjadi tukang parkir Zul pun mengaku pernah mendapat ejekan dari teman-temannya saat masih sekolah dulu. Tapi hal itu tidak pernah Ia hiraukan karena menurutnya pekerjaan apapun layak dilakukan selama pekerjaan itu halal.
Selain menjadi tukang parkir, Zul juga aktif di organisasi kampus. Ia terdaftar sebagai pengurus BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ia juga tergolong mahasiswa berprestasi karena pernah menjadi runner-up Duta GenRe Kuningan 2019 dan Jajaka Wakil 1 Kuningan 2020.
Kini perjuangannya selama empat tahun menempuh perkuliahan dengan biaya dari hasil tukang parkir telah selesai. Zul telah lulus dan diwisuda pada Kamis (17/12/2020) dengan IPK 3,41.
Kini harapan dan semangat baru muncul pada diri Zul. Sebagai seorang sarjana, Zul tentunya menginginkan pekerjaan yang lebih 'layak'. Untuk itu Ia berencana merantau ke Jakarta.
"Rencana mungkin mau ke Jakarta cari kerja disana karena di Kuningan itu sekarang susah banget sudah coba kemana-mana memang susah cari kerja," ujar Zul.
(mud/mud)