Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berharap tim intelijen bisa lebih berbaur dengan masyarakat, agar lebih dini mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Hal tersebut diutarakan Uu usai Rapat koordinasi Kominda Jawa Barat di Hotel Grand Preanger Kota Bandung, Kamis (17/12/2020).
"Dengan adanya intelijen ini, bisa mendeteksi dini situasi dan kondisi masyarakat yang ada di Jawa Barat. Sehingga stabilitas kamtibmas di Jawa Barat dapat terus terjaga," ujar Uu.
Berbaurnya intelijen ini, diharapkan Uu, bisa mencapai berbagai unsur, baik tokoh, agama, pengusaha maupun elemen masyarakat lainnya agar informasi yang didapatkan dapat segera ditindaklanjuti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa lebih bersatu dengan masyarakat, dapat memanfaatkan tokoh masyarakat, untuk mendekati mereka-mereka yang dianggap tidak sesuai dengan situasi dan kondisi," katanya.
Uu mengatakan Jabar memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Dinamika di provinsi dengan jumlah penduduk mendekati 50 juta jiwa itu beraneka ragam, mengingat beragamnya pemikiran, politik dan yang lainnya.
Kondisi tersebut memerlukan peran serta berbagai unsur termasuk intelijen untuk menjaga stabilitas kamtibmas Jabar. Terlebih Jabar merupakan wilayah penyangga ibukota negara, yang dapat mempengaruhi kondisi kondusivitas nasional.
Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Jawa Barat Brigjen TNI Dedy Agus Purwanto dalam paparan "Peran Intelijen di Daerah" mengatakan, peran intelijen sangat vital. Seperti halnya dalam pengawalan Pilkada 2020 .
"Deteksi dini kerawanan Pilkada Jawa Barat 2020, kami rekomendasi dalam Pilkada Jabar 2020 himbauan agar tidak melakukan euforia kemenangan berlebihan. Apalagi melakukan pengumpulan massa yang banyak, dan pasangan calon tetap menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)," ujarnya.
(yum/mso)