Tangerang Selatan -
Pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati rencananya akan membuat panic button untuk respons cepat keamanan warga mulai dari soal kriminalitas, terorisme sampai narkoba. Hal ini tertuang dalam uraian visi misi keamanan di Tangsel.
Muhamad berkata bahwa Tangsel banyak pencurian motor. Pencurian bisa di subuh hari bahkan narkoba yang luar biasa maraknya. Tapi, masalah penertiban ini masih minim dan membuat warga kurang nyaman.
"Narkoba luar biasa, penertiban umum jadi persoalan," kata Muhamad di sesi penajaman visi misi debat Pilkada Tangsel, Kamis (3/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saras menambahkan bahwa kekerasan perempuan dan anak saat ini banyak peningkatan. Tangsel saat ini sudah memiliki ratusan aplikasi tapi warga banyak yang tidak tahu cara penggunaannya. Ia mau ada efisiensi ratusan aplikasi tersebut dan salah satunya dibuat untuk panic button seperti di DKI Jakarta melalui nomor 112.
"Kita bisa efisiensi yang sudah ada dan memastikan keamanan warga dan kita harap bisa kerjasama dengan DKI yang ada nomor 112 yang cukup dikenal," tambahnya.
Sehingga ke depan menurtunya jika ada warga yang mengalami persoalan keamanan bisa menggunakan aplikasi itu dan tim cepat tanggap langsung turun dan mengatasi masalah. Termasuk jika ada hal berkaitan dengan perlindungan atas kekerasan.
"Ini hanya perlu didorong danika ada kekerasan terjadi bisa segera ditangani,"pungkasnya.
Pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati menyinggung soal netralitas ASN di debat Pilkada Tangsel 2020. Ia menyebut bahwa ASN khususnya Satpol PP mencopot spanduknya tapi spanduk pasangan lain tidak dicopot.
Sebetulnya hal ini terungkap saat Muhamad meminta pendapat ke pasangan Azizah-Ruhamaben soal apakah ASN selama ini di Tangsel sudah netral.
Aziah menjawab bahwa ASN memangharus netral sebagaimana rujukan aturan UU sampai aturan pelaksanaannya. Pasangan ini janji akan mendorong ASN lebih professional.
"ASN punya profesionalitas baik, akan kit abura ruang mereka," kata Azizah saat debat, Tangsel, Kamis (3/12/2020).
Birokrat juga menurut pasangan ini harus hadir melayani masyarakat dan berbudaya bersih melayani. Orientasinya harus fokus pada pelayanan publik.
Menurut Muhamad jawaban kedua pasangan itu normatif. Ia menyebut bahwa selama Pilkada ini ada mobilisasi baik camat, lurah, badan yang bergerak pada satu pasangan tertentu di Tangsel/
"Itu yang saya maksudkan. Contoh gambar saya di copot, harusnya bersama-sama Bawaslu, kok Bawaslu nggak ada, Satpol PP katanya kelewat, copot lagi (spanduk) Pak Ben (Benyamin Davnie). Ini mencerminkan tidak adil," katanya.
Azizah sendiri sepakat tentu yang melanggar aturan harus ditindak tegas. Pemimpin harus bisa melayani dan mengayomi semua pasangan calon. Netralitas ASN juga jadi hal wajib dan harus didukung oleh pemimpin yang adil.
"Tanpa keadilan, tidak akan menghasilkan sesuatu untuk masyarakat," ujar Ruhamaben menambahkan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini