Kasus COVID-19 di Kota Bandung, Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Klaster keluarga, menjadi salah satu penyumbang terbesar peningkatan kasus positif Corona di kota kembang.
"Meningkatnya kasus dari klaster perkantoran dan tempat kerja yang berdampak pada penularan di lingkungan keluarga," kata Wali Kota Bandung Oded M Danial di Balai Kota Bandung, Kamis (3/12/2020).
Oded mengungkapkan, kasus positif aktif COVID-19 di Kota Bandung yang berasal dari klaster keluarga mencapai 200 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaran kasus COVID-19 dalam lingkup klaster keluarga di Kota Bandung mencapai 205 kasus konfirmasi aktif, di mana paling banyak ada di Kecamatan Antapani, data per tanggal 30 November 2020 sebanyak 20 kasus konfirmasi aktif terjadi di sana," ungkapnya.
Penyebaran kasus positif aktif di klaster keluarga, terjadi di rumah . Pihaknya meminta, kepada warga Bandung yang selesai beraktivitas dan pulang ke rumahnya untuk tetap melakukan protokol kesehatan.
"Mayoritas sebaran kasus di klaster keluarga adalah terjadi di rumah. Karena itu, sekali lagi kami mengingatkan kepada masyarakat yang harus berkegiatan di luar rumah pada saat pulang jangan langsung berkontak dengan anggota keluarga. Biasakan bersih-bersih atau mandi dahulu dan simpan pakaian yang telah digunakan untuk segera dicuci setelah itu jika perlu silahkan gunakan masker di rumah. Dengan ini penyebaran kasus klaster keluarga dapat dicegah," ucapnya.
Menurut Oded peningkatan kasus COVID-19 di Kota Bandung ini juga dampak dari tes masif yang dilakukan Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung.
"Peningkatan kegiatan pelacakan dengan dilakukan pemeriksaan tes masif di berbagai tempat, pelaksanaan tracing dan testing," ujarnya.
"Kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan kian menurun. Dampak dari libur panjang yang menyebabkan banyak orang yang masuk dan keluar Kota Bandung. Mulai dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga menimbulkan tingginya interaksi dan pergerakan orang," jelasnya
Oded juga memaparkan, indikator skor COVID-19 di Kota Bandung saat ini memiliki risiko tinggi. "Menurut hasil penilaian pusat kemudian kita melakukan self assesment, Kota Bandung saat ini berada pada zona resiko tinggi (merah) dengan indikator skor sebesar 1.7," paparnya.
Selain itu, dari data yang dimiliki Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung per tanggal 22 November hingga 2 Desember 2020, total konfirmasi 3.763 dengan total konfirmasi aktif sejumlah 881. Temuan Kasus harian konfirmasi positif COVID-19 terus meningkat dari bulan Oktober dan belum menunjukkan penurunan.
"Kendati sudah cukup signifikan penambahan pasien sembuh, namun persentase angka kesembuhan di Kota Bandung menurun hingga ke poin 73,5% turun sebesar 9,85% dari sebelumnya. Angka kematian di Kota Bandung akibat COVID-19 bertambah menjadi total 116 pasien, namun persentase kematian kasus turun 0,73% menyentuh angka 3,08%," ucapnya.
Oded menambahkan, Kota Bandung sangat serius menghadapi pandemi ini, di mana angka penambahan kasus harian konfirmasi positif diperoleh dari hasil swab test di laboratorium.
"Setelah terkonfirmasi langsung dilakukan pelacakan atau penyelidikan epidemiologi kepada kontak yang diikuti dengan swab test kepada orang orang yang berkontak erat dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif tersebut," ujarnya.