Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali masuk ke zona merah berdasarkan hasil evaluasi Satgas Penanganan COVID-19 yang diinformasikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Berdasarkan data di Pusat Informasi dan Koordinasi (PIK) KBB, ada tiga kecamatan dengan kasus tertinggi di KBB.
Urutan pertama yakni Lembang dengan 269 kasus positif. Rinciannya 90 orang positif aktif, 170 orang dinyatakan sembuh, dan 9 orang meninggal.
Disusul Kecamatan Ngamprah dengan 182 kasus, terdiri 71 orang dinyatakan positif aktif, 109 dinyatakan sembuh, dan 2 orang meninggal. Lalu ada Kecamatan Padalarang dengan 146 kasus positif, rinciannya 33 positif aktif, 109 dinyatakan sembuh, dan 4 orang meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB Nanang Ismantoro mengungkapkan penyebab kembali masuknya KBB ke zona merah atau risiko tinggi penyebaran COVID-19 karena lonjakan kasus yang terjadi beberapa hari belakangan ini. "Memang fluktuatif kasusnya. Beberapa hari kemarin ada penambahan kasus lumayan besar sampai 54 kasus positif baru. Akhirnya itu menyebabkan KBB masuk zona merah lagi," ucap Nanang saat dihubungi, Rabu (2/12/2020).
Menjelang libur akhir tahun, pihaknya juga mendapati kabar ada sembilan orang pekerja wisata di Lembang yang terpapar COVID-19 hingga akhirnya objek wisata tersebut terpaksa ditutup sementara.
"Iya kemarin ada laporan sembilan pekerja wisata positif juga. Sesuai aturan objek wisatanya tutup sementara cuma berapa lamanya saat ini kita masih menunggu laporan," ujar Nanang.
"Kalau arahan gubernur (Jawa Barat) kan memang melarang datang dulu ke KBB, kita tunggu dulu hasil koordinasi untuk melihat bagaimana pelaksanaan liburan di tengah pandemi ini," ucap Nanang.
Nanang menjelaskan penyebab melonjaknya kasus COVID-19 di Bandung Barat selain karena konsekuensi swab test masif, juga berkaitan dengan perjalanan antardaerah dan longgarnya pengawasan kedatangan tamu dari luar daerah.
"Peningkatan kasus di KBB ini dari pergerakan masyarakat yang keluar dan masuk dari berbagai daerah. Kalau dulu itu kan sigap dengan status ODP saat ada yg datang dari luar daerah. Kalau sekarang itu kan cenderung biasa saja meskipun ada yang datang dari luar daerah," tutur Nanang.