Bupati Kuningan Acep Purnama mendukung rencana Mendikbud Nadiem Makarim memperbolehkan pembelajaran tatap muka diselenggarakan lagi mulai Januari 2021.
Menurutnya KBM tatap muka harus dilakukan karena orang tua kesulitan mengontrol anak-anaknya saat pembelajaran dilakukan melalui daring, termasuk Acep yang juga kesulitan mengontrol anaknya.
"Saya mendukung, tapi sebenarnya saya lebih pilih proses daring. Namun karena daring sulit dikontrol termasuk saya sendiri mengontrol anak saya sulit saat belajar daring, jadi saya dukung KBM tatap muka," kata Acep kepada detikcom Selasa (24/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan telah menggelar simulasi KBM tatap muka di beberapa sekolah sejak satu bulan terakhir.
Namun, kata dia, masih banyak ditemukan kekurangan dalam simulasi KBM tatap muka yang salah satunya adalah masih munculnya kerumunan terutama saat jam pulang sekolah.
"Pelaksanaan simulasi meski sudah berjalan baik tapi masih banyak hal yang terlupakan dan belum sesuai standar yang diharapkan diantaranya masih ada kerumunan," ungkapnya.
Untuk itu Acep telah meminta kepada penyelenggara pendidikan mulai dari kepala sekolah, guru hingga penjaga sekolah untuk bisa mencegah timbulnya kerumunan di sekolah.
"Tolong bagaimana agar anak-anak datang ke sekolah itu hanya belajar. Tidak berkerumun, tidak ada istirahat, jam pelajaran dipadatkan dan dipersingkat, yang hadir 50 persen dari kapasitas, siswa kemudian pulangkan per kelas jangan semuanya pulang bersamaan," tegas Acep.
Acep juga meminta kepada orang tua agar bisa mengawasi anak-anaknya. Itu karena selama simulasi KBM tatap muka dilakukan banyak anak-anak sekolah yang tidak langsung pulang ke rumah setelah mengikuti pembelajaran di sekolah.
"Jadi jangan sampai pulang sekolah dengan waktu yang dikurangi anak-anak tidak langsung pulang ke rumah, main dulu. Saya mengerti mereka jenuh tapi dengan kondisi ini harus mohon mengerti dulu," pungkasnya.
(mso/mso)