Debat publik Pilkada Kabupaten Serang menyinggung soal sampah salah satunya di Anyer sebagai daerah wisata. Anyer dinilai kumuh padahal sebagai lokasi wisata nasional.
"Saya ke Anyer, Anyer wisata nasional kumuh. Bagaimana mengelola sampah di Kabupaten Serang karena sampah jadi polemik bukan hanya di Anyer di (daerah) industri juga, perkotaan ada di Kramatwatu," kata calon bupati Nasrul Ulum-Eki Baihaki dalam kesempatan bertanya ke Tatu Chasanah- Pandji Tirtayasa dalam debat Pilkada Kabupaten Serang, Rabu (18/11/2020).
Tatu sendiri menjawab bahwa persoalan sampah jadi persoalan bersama. Ini menurutnya bukan hanya persoalan pemerintah tapi juga harus ditangani oleh keluarga mulai dari rumah. Bahkan ada beberapa desa di Serang katanya sudah sadar dan memiliki bank sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, Kabupaten Serang dulu sebetulnya memiliki tempat pembuangan sampah Cilowong. Namun, karena pemekaran, tempat sampah itu kemudian jadi kewenangan Kota Serang.
"Dan kabupaten belum punya pembuangan sampah akhir, kami dibatasi 120 ton ke Cilowong. Masalah ini bukan mudah, kami sudah ada rencana mesin pengelolaan sampah dan kami simpan di Anyer dan Serang timur, tapi karena COVID refocusing," ujar Tatu.
Nasrul kemudian menanggapi kenapa baru di akhir periode pasangan Tatu-Pandji baru menyiapkan mesin pengelolaan sampah. Pemda menurutnya harus bisa memberikan instruksi tegas ke desa untuk pengelolaan sampah.
"Bank sampah di desa seharusnya sebagai pemda memberikan instruksi tegas ke desa membuat bank sampah karena Serang tidak punya TPSA," ujar Nasrul.
Tapi, Tatu sendiri mengaku bahwa pemda memiliki keterbatasan anggaran. Saat ia menjabat, justru yang dibangun adalah permintaan masyarakat terkait infrastruktur jalan. Apalagi banyak warga yang menanami jalan dengan pohon pisang sampai diisi ikan.
"Ini kondisi darurat di tengah masyarakat, makanya ada Perda percepatan jalan," kata Tatu yang juga petahana.
(bri/mso)