Jalur wisata Palutungan di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat tercemar limbah kotoran sapi. Akibatnya, jalanan yang biasa dilalui wisatawan tertutup kotoran dengan ketebalan mencapai setengah centimeter.
Pantauan detikcom di lokasi pada Rabu (18/11/2020) sekitar pukul 12.40 WIB, tampak kotoran sapi yang menutupi jalur wisata itu sudah dibersihkan warga. Namun sisa-sisa endapan limbah kotoran sapi masih terlihat jelas.
Lokasi terparah yang terkena dampak limbah kotoran sapi berada di dekat Pos Pendakian Gunung Ciremai jalur Palutungan. Limbah kotoran sapi yang menutup jalan itu dikeluhkan warga hingga pedagang yang ada di sepanjang jalur wisata tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nana Kusna (49) salah seorang pedagang menuturkan limbah kotoran sapi yang menutup jalan berasal dari tumpahan saluran air yang melintasi jalur wisata tersebut. Menurutnya sudah lima kali hal seperti itu terjadi sejak awal bulan Oktober lalu.
"Sudah lima kali kaya gini dari awal Oktober lah. Ini sebabnya karena saluran air mampet, kemudian limbah kotoran sapi yang dibuang ke saluran air itu tumpah ke jalanan," kata Kusna saat ditemui di lokasi.
Menurutnya limbah kotoran sapi yang tumpah ke jalanan itu tidak hanya dikeluhkan warga dan pedagang saja. Namun kata dia banyak juga wisatawan yang protes hingga putar balik akibat jalanan yang ditutupi kotoran.
"Tadi pagi juga banyak wisatawan yang balik lagi karena melihat kotoran sapi, jadi mereka balik lagi karena mungkin tidak mau kendaraannya kena kotoran sapi. Banyak juga yang tidak jadi ke warung karena bau dari kotoran itu cukup menyengat," ungkapnya.
Nana mengaku telah mengadukan hal tersebut ke pihak pemerintah Desa Cisantana. Namun hingga saat ini aduan tersebut belum mendapat respon.
"Kami para warga dan pedagang sudah mengadukan ke desa tapi sampai saat ini belum ada tanggapan. Kami minta kepada kepala desa untuk mencari solusi," tegas Nana.
"Di sini kan kawasan wisata, masa yang dinamakan kawasan wisata limbah kotoran sapinya sampe ditengah jalan bahkan masuk ke halaman rumah warga," ucapnya.
Desa Cisantana sendiri dikenal sebagai salah satu sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Kuningan. Namun saat ini banyak peternak yang membuang limbah kotoran sapi ke saluran air. Dulunya, kata Nana, ada tempat khusus untuk membuang limbah kotoran sapi.
"Dulu ada pembuangan khusus di Sukageuri, tapi karena sekarang jadi tempat wisata kotoran sapi tidak boleh dibuang ke situ dan peternak kebingungan. Saya juga tidak terlalu menyalahkan peternak, tapi saya menuntut desa untuk mencari solusi," tandasnya.
(mso/mso)