Belajar tatap muka belum diizinkan oleh Pemkab Ciamis karena angka kasus terus meningkat. Namun karena terdesak kebutuhan kurikulum terutama dalam pemenuhan waktu yang dibutuhkan seperti praktek kerja ataupun magang, membuat sekolah melakukan KBM secara terbatas.
Seperti yang dilakukan SMKN 2 Ciamis yang kembali melakukan tatap muka untuk kebutuhan praktek atau magang, khususnya untuk kelas 13. Guna mencegah penyebaran COVID-19, sekolah ini menerapkan protokol kesehatan ketat.
Mulai dari cek suhu di pintu gerbang, harus pakai masker, menyediakan cuci tangan hampir di setiap pintu kelas, hingga menjadwal dan membatasi siswa yang akan belajar setiap harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya jurusan Desain Interior dan Teknik Furniture, dari 34 orang siswa dibagi 8 orang per kelompok dan belajar sehari full bukan sistem sif. Tujuannya agar tidak terjadi kerumunan.
"Memang mulai lagi para siswa kelas 13 ke sekolah, karena ini kebutuhan magang 8 bulan. Kalau tidak dilaksanakan sekarang dan ditunda maka tidak akan sempat," ujar Asep Nurdin, Ketua Progam Desain Interior dan Teknik Furniture SMKN 2 Ciamis, saat ditemui di sekolahnya, Selasa (17/11/2020).
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, khusus untuk magang bagi jurusan yang 4 tahun ajaran dilakukan dua tahap. 4 bulan pertama dilaksanakan di sekolah seperti yang sekarang sedang dilakukan dan 4 bulan sisanya di bulan Februari di perusahaan atau industri.
"Kami pun mempertimbangkan hal ini, menerapkan protokol kesehatan ketat, agar kegiatan ini tidak diberhentikan. Anak-anak pun diharuskan membawa hand sanitizer masing-masing," ucapnya.
Dalam pelaksanaan tatap muka di sekolah ini, pihak sekolah mengaku sudah mendapat izin orang tua peserta didik. Bahkan dari mereka antusias ketika anaknya kembali masuk ke sekolah.
Sementara itu, Wakasek Hubungan Industri Andi menambahkan kegiatan tatap muka ini tak hanya dilakukan oleh jurusan Desain Interior dan Teknik Furniture saja, tapi untuk beberapa jurusan lainnya.
"Untuk nanti setelah melakukan praktek di sekolah selama 4 bulan. Sisanya mungkin kita mengambil perusahaan yang ada di wilayah Priangan timur. Kecuali ketika pandemi berakhir tentu bisa di luar daerah," jelasnya.
(mud/mud)