Cegah Klaster Corona Baru, Pemkab Bandung Minta Pengurus Ponpes Terbuka

Cegah Klaster Corona Baru, Pemkab Bandung Minta Pengurus Ponpes Terbuka

Muhammad Iqbal - detikNews
Selasa, 17 Nov 2020 14:10 WIB
Poster
Foto: Ilustrasi Corona (Edi Wahyono/detikcom).
Kabupaten Bandung -

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung meminta agar pondok pesantren (ponpes) dapat membuka diri untuk dilakukan test rapid atau swab. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster COVID-19 baru di ponpes.

Sebelumnya, sudah ada dua ponpes yang dinyatakan menjadi klaster penularan COVID-19. Dari dua pesantren tersebut sudah ada 209 santri dan pengurus yang dinyatakan positif COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana mengatakan pihaknya masih kesulitan untuk melakukan test rapid dan swab di ponpes. Sejauh ini, pihaknya hanya melakukan testing apabila ditemukan gejala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami kesulitan, ada yang terbuka ada yang tidak. Saya maju dulu pada yang terbuka. Nanti setelah ada yang tertangani, aduh Alhamdulilah pondok kami telah bebas COVID," ujar Grace, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (17/11/2020).

"Mereka dapat memberikan testimoni, apa yang mereka lakukan adalah positif. Kemudian nantinya, secara tidak langsung dapat memberikan sharing-sharing kepada pemimpin pesantren lain," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Sampai saat ini, pihaknya sudah memeriksa sekitar 12 ponpes di Kabupaten Bandung. Jumlah tersebut masih jauh dari total jumlah ponpes yang ada, yakni sekitar 400-an ponpes.

Grace menyayangkan, masih ada ponpes yang masih belum terbuka bahkan menganggap enteng menyoal virus Corona. Ia berharap, agar ponpes dapat lebih aktif dan bekerjasama dalam penanganan penularan COVID-19.

"Kenapa pesantren, pesantren tempat berisiko, tempat banyak orang dengan intensitas tinggi kegiatan di dalam ruangan. Itu yang menjadi perhatian," terang Grace.

Dari kasus klaster ponpes pertama, kata Grace, pihaknya beruntung karena pihak ponpes aktif melaporkan ketika terjadinya gejala. Sampai dinyatakan positif, pesantren tersebut mengikuti apa yang disarankan oleh Dinkes, seperti melakukan isolasi mandiri terhadap santrinya.

"Saya ucapkan terima kasih pada pesantren tersebut (melakukan testing) karena begitu baik dan bekerja sama, sehingga sama-sama menanggulangi kasus positif di pesantren tersebut dengan gugus tugas tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten," ujar Grace.

Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Bandung Asep Saefulloh mengajak, agar ponpes proaktif dalam mengantisipasi penularan virus COVID-19.

"Bagi ponpes yang belum melakukan test swab, silakan menghubungi satgas yang ada di daerah masing masing. Baik itu kita datang sendiri, karena pihak medis yang di daerah juga selalu terbuka. Dan Insya Allah tidak akan dimintai biaya," ujar Asep Saefulloh saat ditemui di Kantor Kemenag Kabupaten Bandung, Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (17/11/2020).

Menurut Asep, pihak ponpes terkadang memiliki kendala pada pembiayaan apabila harus melakukan test rapid dan swab secara mandiri. Alasan tersebut, katanya, yang membuat sebagian ponpes tertutup pada penanganan COVID-19.

Setelah ditemukan klaster ponpes, sejauh pengamatannya, sebagian ponpes sudah mulai terbuka. Mereka menyadari pentingnya bekerjasama mengantisipasi penularan virus tersebut.

"Alhamdulilah setelah terjadinya klaster pesantren, pada akhirnya mereka terbuka," ujarnya.

(mso/mso)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads