Akhir Tahun, Hotel di Jabar Targetkan Okupansi 65 Persen

Akhir Tahun, Hotel di Jabar Targetkan Okupansi 65 Persen

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Minggu, 15 Nov 2020 14:59 WIB
Ilustrasi hotel bintang lima
Ilustrasi hotel (Foto: iStock)
Bandung -

Okupansi hotel selama pandemi COVID-19 di Jawa Barat menurun. Lalu bagaimana dengan okupansi hotel akhir tahun nanti?

"Harapan kita, target kita 30 persen sekarang sudah lebih. Ditargetkan akhir tahun saja kalau bisa 65 persen dengan kondisi agak lebih longgar," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar kepada detikcom, Minggu (15/11/2020).

Herman menuturkan okupansi hotel pada akhir tahun memang biasanya lebih baik ketimbang hari-hari biasa. Namun dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, pihaknya masih perlu melihat kondisi di lapangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau akhir tahun lebih, karena diimbangi hotel-hotel besar dan destinasi wisata yang bagus," tuturnya.

Herman menambahkan untuk okupansi saat ini menjelang akhir tahun, pergerakan sudah mulai terlihat. Terlebih di beberapa kota besar di Jabar, okupansi mulai merangkak naik.

ADVERTISEMENT

"Di beberapa kota tertentu sudah bagus di Kota Bogor, Bandung, Cirebon dan Garut sudah mulai agak bagus okupansinya. Sudah 55 persen," kata dia.

Tonton juga 'Cara Pengusaha Hotel Pertahankan Bisnisnya saat Dihajar Pandemi':

[Gambas:Video 20detik]

Penyebab Puluhan Hotel Dilego

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut ada puluhan hotel di Jawa Barat yang berencana dijual imbas dari pandemi COVID-19. Alasan kuat dijualnya hotel tersebut diakibatkan okupansi hotel yang tak kunjung membaik.

"Jadi ini okupansi hotel berangkat dari kondisi COVID-19 dulu yang belum ada habis-habisnya ini. Kita sudah mengatakan semakin lama COVID-19 ini berlalu, semakin parah pengusaha. Dulu kita memperhitungkan sampai bulan Juli (selesai COVID-19), ternyata tidak, sampai November juga enggak. Sampai Desember juga belum tentu. Sedangkan persoalan yang dihadapi pengusaha semakin hari semakin sulit mempertahankan cash flow sangat sulit," ucap Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar kepada detikcom, Minggu (15/11/2020).

Akibatnya, kata Herman, ada beberapa hotel yang terus menutup operasinya namun ada beberapa yang mulai membuka hotel dengan target okupansi yang terbilang rendah.

"Jadi ada yang menutupkan usahanya hotel maupun restoran, ada juga yang mencoba membuka kembali dengan target minimal operasional tertutup. Tapi sebagian besar pun tidak tertutup walaupun harga tarif kamar diturunkan sampai 40-50 persen termasuk hotel-hotel besar. Tapi hotel besar masih agak mending okupansinya, masih bagus," tuturnya.

Herman menambahkan bukan hanya faktor okupansi hotel yang mempengaruhi. Menurutnya, faktor pembayaran ke bank juga cukup membuat para hotel kelimpungan.

"Bukan biaya operasional saja kewajiban mereka bayar ke bank juga. Mungkin sebagian hotel bangun hotel dengan pinjaman ke bank, kita berkembang dari bank. Kalau tidak dibantu bank nggak bisa berkembang juga hotel. Sekarang dengan kondisi sulit bank tidak terbayar walaupun relaksasi sudah diberikan oleh pemerintah. Relaksasi sampai 6 bulan diperpanjang lagi sampai satu tahun. Tapi itu kan masalah cicilan pokok. Ada hotel yang masih mampu membayar, tapi ada juga yang tidak mampu. Jadi bunga tidak terbayar apalagi pokok," ujarnya.

"Nah itu jadi masalah. Jalan keluar lebih baik mereka menjual aset dari pada ditutup terus atau dibuka okupansinya rendah," kata Herman menambahkan.

Halaman 3 dari 2
(dir/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads