.webp)
Polisi telah melalukan penyelidikan terkait kejadian atap gedung IGD RSUD Ciamis. hasilnya, Satreskrim Polres Ciamis menyebut tidak masuk dalam kegagalan konstruksi.
Kasatreskrim Polres Ciamis AKP Rizaldy Satria Wibowo menjelaskan dalam proses penyelidikan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara. Kemudian meminta keterangan saksi hingga menutup lokasi IGD dengan garis polisi.
Berdasarkan dokumen-dokumen terkait pembangunan RSUD Ciamis yang diperiksa, hasilnya tidak masuk gagal konstruksi. Itu mengacu pada pasal 65 Undang-undang nomor 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi. Terutama dokumen detail engineering design (DED) tahun 2007, dan data kontrak pembangunan IGD RSUD Ciamis tahun 2008.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat data dan keterangan saksi, sama dengan yang disampaikan. Bangunan tersebut lebih dari 10 tahun sehingga tidak termasuk gagal konstruksi. Dalam undang-undang tersebut yang dimaksud gagal konstruksi adalah 0-10 tahun. Sehingga terhadap penyedia jasa tidak bisa diminta pertanggungjawaban terkait konstruksi," ujar Kasat, Jumat (13/11/2020).
Meski demikian, Pihak kepolisian belum mengetahui secara pasti penyebab ambruknya atap IGD RSUD Ciamis. Karena bencana alam dan hujan atau karena penyebab lainnya.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Puslabfor, memang dari hasil pemeriksaan dokumen DED dan yang lainnya tapi dasarnya itu 0-10 tahun. Tapi bukan kami mengabaikan, hanya saja dasar kami dari undang-undang nomor 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi tidak bisa," katanya.
Polisi saat ini telah membuka kembali garis polisi yang mengelilingi ruang IGD RSUD Ciamis. Pihak Pemkab Ciamis kini mulai melakukan pekerjaan perbaikan atap bangunan yang ambruk. Karena tanggungjawab pembangunan kini sepenuhnya oleh Pemkab Ciamis.
