Jagat maya diramaikan dengan aksi bullying yang diduga dilakukan oleh mahasiswa baru Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kejadian tersebut terjadi di salah satu ruang publik di Kota Bandung.
Dari rekaman video yang diterima detikcom, menampilkan seorang lelaki berkaus hitam yang diduga korban bullying. Sedangkan beberapa sekelompok orang juga terlihat dalam video itu meneriaki pria berkaus hitam.
Di video lainnya terlihat aksi kekerasan dilakukan kepada terduga korban bullying yang ditonton sekelompok orang tersebut. Dalam video tersebut terdapat tulisan yang menyatakan bahwa identitas orang dalam video adalah mahasiswa Unpar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yg nanya ni anak unpar, maba tp kelakuannya udh 0 abis. Ngada2 bgt wkt halloween ngmgnya udh melewati batas wajar," tulis sebuah akun, dikutip detikcom, Selasa (10/11/2020).
Video tersebut kemudian menyebar ke media sosial baik Instagram maupun Twitter. Salah satu akun @nadhirasadiqah merespons. Ia selaku alumni kampus tersebut.
Dia mengatakan, awalnya mendapatkan info dan video tersebut melalui alumnus lain. "Aku dapat video dan Info ini dari alumnus. As far as i know salah satu cewek yg ada di video punya masalah sama cowok yg di-bully," katanya saat dihubungi.
Menurut dia, wanita itu membantu temannya untuk melabrak sosok lelaki yang di-bully. "Lalu dia ngebantuin temannya yg punya masalah ini untuk ngelabrak si laki-laki yg di-bully. Tapi videonya sudah dilaporin ke dekanat dan presma (presiden mahasiswa) Unpar setahuku," ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Presiden Mahasiswa Unpar Hakkinen Malik mengatakan pihaknya masih mengikuti informasi yang beredar untuk kemudian dilakukan validasi. "Tapi memang informasi yang sekarang beredar adalah merupakan mahasiswa baru Unpar," kata Malik kepada detikcom.
Dia mengatakan video tersebut akan diklarifikasi lebih jauh soal validasi perihal rumor yang beredar mengenai identitas pelaku. "Sudah ada rapat internal untuk pemeriksaan identitas oleh pihak universitas. Utamanya saat ini adalah validasi informasi yang beredar terlebih dahulu, baru akan ada tindakan dari sana," ujar Malik.
Dia menyayangkan atas tindakan yang terjadi dalam video yang beredar tersebut. "Kalau secara personal tindakan seperti itu seharusnya tidak diperlukan. Mungkin ada cara yang lebih sesuai dalam penyelesaian masalah tersebut. Tapi saya pun belum tahu jelas permasalahannya apa secara valid," tutur Malik.