Puluhan Tahun Tinggal di Gubuk Reyot, Kakek Ajum Kini Punya Rumah Layak

Puluhan Tahun Tinggal di Gubuk Reyot, Kakek Ajum Kini Punya Rumah Layak

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Kamis, 05 Nov 2020 20:58 WIB
Puluhan tahun tinggal di gubuk, sepasang lansia di Karawang kini punya rumah layak
Puluhan tahun tinggal di gubuk, sepasang lansia di Karawang kini punya rumah layak (Foto: Luthfiana Awaluddin)
Karawang -

Kakek Ajum (80) dan Mak Arah (60) kini bisa hidup layak. Dua pasangan lansia itu tak lagi tinggal di gubuk reyot. Keduanya kini menghuni rumah permanen yang dibuatkan tentara dan warga lainnya.

Sejak tahun 1980, Ajum dan Arah tinggal berdua di gubuk reyot, Desa Tegallega, Kecamatan Ciampel, Karawang. Ajum bercerita, rumahnya berdinding bilik dan beratap jerami. Tiangnya terbuat dari bambu, lantainya masih tanah.

Semenjak ditinggal anak cucunya, kedua lansia itu tak pernah merasakan empuknya kasur. Setiap hari, kata Ajum, ia dan istrinya tidur di balai bambu. Selembar tikar jadi alas tidur kedua lansia itu. "Alhamdulillah sekarang sudah dikasih kasur empuk," kata Arah kepada detikcom dengan mata berbinar, Kamis (5/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arah bercerita, hidupnya dan Ajum menjadi nelangsa semenjak suaminya itu sakit. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Arah bekerja menggarap sawah milik sejumlah juragan di Tegallega. Sebab, suaminya tak lagi sanggup menggarap ladang. "Jadi tidak bisa bekerja karena tangan saya sudah kurang berfungsi," kata Ajum.

Dengan kondisinya itu, Ajum menggantungkan hidup pada Arah. Meski begitu, sebagai istri, Arah mengaku tak mengeluh. "Karena hidup harus terus dijalani," ujar Arah.

ADVERTISEMENT

Sebagai buruh tani, Arah biasa bekerja berkelompok. Di Karawang, pemilik sawah biasa menggunakan jasa kelompok buruh tani yang disebut petani odong-odong. Kelompok odong-odong ini kerap bekerja saat musim tanam dan musim panen. Dalam kelompok itulah Arah bekerja. "Sehari upahnya Rp 40 ribu," kata Arah.

Dengan upah itu, kata Arah, ia tak mampu memperbaiki rumah. Setiap pendapatan hanya cukup untuk biaya makan. "Kalau untuk makan sehari-hari, upah nyawah cukup," ungkap Arah.

Melihat hal itu, sejumlah tetangga Arah dan Ajum mendaftarkan mereka untuk mendapat bantuan rumah layak huni ke Kantor Desa Tegallega. "Setelah dicek, kami nilai keluarga Mak Arah dan Aki Ajum sangat perlu bantuan," kata Sanam, Kades Tegallega.

Tak perlu waktu lama, sejumlah tentara mendatangi rumah Ajum dan Arah. Mereka membawa bahan bangunan. Bersama sejumlah warga, para tentara ini
mulai merenovasi rumah pasangan lansia itu.

"Kami membantu merenovasi rumah Mak Arah dan Kakek Ajum. Selain itu, kami juga kerahkan anggota membantu merenovasi delapan rumah tak layak huni lainnya di desa iini," kata Dandim 0604 Karawang Letkol Inf. Medi Hariyo Wibowo kepada wartawan.

Medi menuturkan, pembangunan 9 rumah layak huni di Tegallega merupakan program Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) Kodim 0604 Karawang. Medi mengatakan BSMSS adalah program gabungan dari Pemkab dan Kodim 0604 Karawang.

"Untuk anggaran disiapkan oleh pemerintah daerah, penyuluhan hukum dilakukan polri dan tenaga pengerjaan fisik dilakukan oleh TNI dan masyarakat. Selain rulahu, program BSMSS juga berhasil membangun turap dan jalan," kata Medi.

Setelah rumahnya direnovasi, Arah dan Ajum mengaku sangat senang. Dengan mata berbinar, mereka kini tak lagi mengalami atap bocor. Ajum dan Arah kini tak lagi menginjak tanah di dalam rumah. Sebab, lantai rumahnya sudah dipasangi keramik.

"Alhamdulillah rumah kami sudah layak. Terima kasih untuk bapak tentara dan semuanya,"kata Arah.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads