Setidaknya ada lima kejadian di Garut yang berlangsung selama Oktober 2020. Peristiwa tersebut cukup membuat geger dan menyita perhatian masyarakat.
Berikut merupakan kelima kejadian tersebut:
Bencana di Garut Selatan
Bencana alam menerjang enam kecamatan di selatan Garut. Kejadiannya berlangsung di awal pekan kedua, tepatnya Senin (12/10). Yang paling parah, yakni banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Cikelet, Pameungpeuk dan Cibalong, yang terletak di pesisir pantai selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir bandang terjadi akibat curah hujan tinggi beberapa hari sebelum kejadian. Banjir tersebut merendam ratusan rumah warga. Selain itu, beragam fasilitas umum di sana seperti jembatan, gedung sekolah hingga markas posyandu juga terdampak.
Akibat banjir tersebut, ratusan kepala keluarga menjadi korban. Bencana ini menarik perhatian berbagai kalangan. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bahkan turun tangan memberikan bantuan kepada para korban. Bantuan diserahkan melalui Bupati Garut Rudy Gunawan pada Jumat (23/10).
"Saya berterima kasih sekali kepada Bapak Presiden RI Pak Joko Widodo yang melalui sekretaris pribadinya memberikan bantuan langsung ke Kabupaten Garut," ucap Rudy.
Selain banjir bandang, bencana tanah longsor dan pergerakan tanah juga terjadi di tiga kecamatan lainnya yakni Cisompet, Banjarwangi, dan Peundeuy. Beruntung, seluruh kejadian bencana alam yang terjadi tidak menimbulkan korban jiwa.
Pria Dibunuh di Kandang Ayam
Rabu (14/10), warga Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat di kandang ayam. Belakangan diketahui, jasad tersebut merupakan Dd (58) warga setempat yang tewas dibunuh.
Sejak awal, polisi yang datang ke lokasi saat itu sudah curiga jasad yang ditemukan di sebuah kandang ayam di Kampung Bantarlebak itu tewas di bunuh. Jasad Dd ditemukan bersimbah darah di bagian kepala.
Setelah melakukan penyelidikan dan menyimpulkan telah terjadi pembunuhan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku. Dia adalah HR (40), yang tak lain merupakan pemilik kandang ayam.
HR ditangkap di rumah salah seorang kerabat hari itu juga. Kecurigaan polisi terhadap sosok pelaku terjadi saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Pihak keluarga awalnya memang sempat menutupi keberadaan HR. Mereka ngaku enggak tahu. Akhirnya kita bujuk untuk dihubungi setelah itu nyambung dengan HR," ucap Panit Reskrim Polsek Garut Kota Ipda Amir.
Kepala polisi, HR mengaku nekat membunuh Dd lantaran Dd diduga hendak mencuri ayam miliknya. HR menghabisi nyawa Dd dengan menggunakan balok kayu.
Penemuan Mayat di Kebun Bambu
Warga Cilawu, Garut digegerkan penemuan mayat tanpa identitas tergantung di pohon bambu. Jasad tersebut ditemukan dalam kondisi telah mengalami pembusukan.
Mayat ditemukan warga pada Senin (26/10), di Desa Pasanggrahan, Cilawu tepatnya dekat salah satu sekolah. Mayat ditemukan sudah membusuk dalam kondisi leher terikat tali tambang di pohon bambu.
Polisi kemudian datang menyelidiki. Belakangan diketahui, jasad tersebut adalah Undang, warga Cilawu. "Korban atas nama sdr. Undang. Ditemukan MD (meninggal dunia) tergantung di pohon bambu dengan posisi duduk," ucap Kasat Reskrim Polres Garut AKP M. Devi.
Setelah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi kemudian menyimpulkan korban tewas murni karena bunuh diri. Tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan lain saat penyelidikan dan proses olah TKP.
Jasad korban kemudian dievakuasi ke rumah duka hari itu juga. Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Hingga berita ini dimuat, alasan mengapa korban bunuh diri masih menjadi misteri.
Penemuan Bayi di Belakang Pos Polisi
Warga Tutugan Leles, Garut digegerkan penemuan sesosok bayi. Bayi tersebut ditemukan warga di belakang pos gatur polisi yang berada di Jalan Raya Leles-Garut, Kampung Tutugan, Kecamatan Leles pada Rabu (28/10).
Saat ditemukan, bayi tersebut dalam kondisi hidup terbalut handuk biru. Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menemukan adanya ceceran darah di dekat bayi.
"Anggota Polsek kemudian mengevakuasi bayi tersebut ke Puskesmas Leles," ucap Kepala Sub Bagian Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat.
Bayi malang itu saat ini berada di rumah aman P2TP2A Pemda Garut. Hingga saat ini, jajaran Polsek Leles tengah melakukan penyelidikan dan memburu pasangan jahanam yang tega membuang bayi tersebut.
Kakek Sodomi Bocah Garut
Dd (60), terpaksa mendekam di balik jeruji besi. Kakek asal Garut itu berurusan dengan polisi lantaran menyodomi seorang lelaki remaja di bawah umur.
Aksi sodomi yang dilakukan Dd terhadap anak berusia 16 tahun tersebut terjadi akhir September 2020 lalu di rumahnya yang terletak di wilayah Mekarsari, Kecamatan Cisurupan, Garut.
Dd menyodomi sang anak dengan modus minta dipijit. Korban yang saat kejadian kebetulan melintas di sekitar rumah Dd dimintanya untuk memijit. Bocah itu diiming-imingi duit Rp 5 ribu.
"Tersangka melakukan aksi dengan modus meminta dipijit kepada korban. Kemudian korban memijit tersangka di rumahnya," ucap Kasat Reskrim Polres Garut AKP M. Devi kepada wartawan di kantornya, Sabtu (31/10).
Aksi bejat Dd kepergok bocah 12 tahun yang tengah bermain PS. Bocah itu mendengar 'keributan' di rumah Dd kemudian menghampirinya.
Dd kemudian ditangkap Tim Resmob Polres Garut akhir Oktober 2020. Kini, dia mendekam di sel tahanan Mako Polres Garut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Pengakuannya, spontan saja pada waktu dipijit itu. Tidak ada perencanaan sebelumnya," kata Devi.