Duka mendalam dirasakan Marsih Adawiyah. Perempuan berusia 50 tahun itu terlihat lesu memungut sejumlah barang dari puing reruntuhan rumahnya yang rata dengan tanah akibat puting beliung yang melanda kampungnya, Kamis (29/10) sore.
Marsih adalah salah satu korban bencana puting beliung. Peristiwa itu memporak porandakan rumah warga di Desa Tugu Bandung, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Saat kejadian, rumah semi permanen milik Marsih dalam keadaan kosong ia dan suaminya sedang berada di rumah mertua di kampung sebelah.
"Saya dikabari anak saya, katanya rumah hancur. Rata dengan tanah. Situasi saat itu memang hujan deras, hanya memang suara angin menderu-deru langit juga mendung," ucap Marsih, Jumat (30/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air mata menggenang di sudut kelopaknya. Sesekali ia terisak menceritakan kejadian puting beliung yang menghancurkan rumahnya itu. Dalam hitungan detik, rumah semi permanen berukuran 4 x 6 meter persegi milik Marsih rata dengan tanah.
"Kaget begitu dikabari anak saya katanya rumah hancur. Waktu itu hujan-hujanan saya langsung mendatangi rumah, dan ternyata memang benar-benar hancur tidak ada yang bisa diselamatkan. Ini rumah pemberian orang tua," tutur Marsih.
![]() |
Ia kemudian menceritakan kondisi perekonomiannya yang kurang baik setelah masa pandemi Corona. Suaminya yang bekerja serabutan lebih banyak menganggur diam di rumah. Ia berharap ada dermawan yang mengulurkan bantuan untuk mendirikan kembali rumah tinggalnya.
"Untuk kehidupan sehari-hari keluarga juga sudah pas-pasan. Suami nganggur sejak ada Corona. Saya pasrah, semoga saja ada bantuan. Peralatan rumah tangga juga rusak, semuanya," ucap Marsih.
Ada puluhan rumah yang rusak akibat sapuan puting beliung yang melanda tiga kampung di Desa Tugu Bandung. Hingga saat ini petugas gabungan di antaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, warga dan relawan turun ke lokasi membereskan material rumah yang terdampak.