Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tasikmalaya memusnahkan uang palsu senilai hampir Rp 3 milyar. Uang palsu yang dimusnahkan merupakan barang bukti hasil pengungkapan dari beberapa tersangka.
Proses pemusnahan uang palsu tersebut digelar di halaman depan kantor Kejari Tasikmalaya, Selasa (27/10/2020). Uang palsu dimusnahkan dengan cara dibakar.
"Kasus yang menonjol memang uang palsu senilai Rp 2.982.700.000. Kami musnahkan dengan cara dibakar," ucap Kepala Kejari Kabupaten Tasikmalaya M Syarif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan uang palsu yang dimusnahkan merupakan barang bukti dari lima orang tersangka. Uang palsu tersebut akan dibawa menuju dukun untuk diubah menjadi uang asli.
Pihaknya juga menyatakan bersama pihak kepolisian akan mengawasi secara ketat peredaran uang palsu, khususnya jelang Pilbup Tasikmalaya 2020. Pasalnya, kata dia, uang palsu bisa saja dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk kepentingan politik.
"Insya Allah tidak ada peredaran uang palsu dalam Pilkada, sampai detik ini laporan masuk atau perkara yang berjalan tidak ada," ucap Syarif.
Selain uang palsu, pihaknya bersama unsur lainnya juga memusnahkan sejumlah barang bukti lainnya hasil kejahatan. Barang bukti dari kejahatan penganiayaan tiga perkara, pencurian lima perkara, narkotika/sabu empat perkara, psikotropika ada 14 perkara dengan 21.280 butir pil Hexymer, miras enam perkara.
Selanjutnya asusila tiga perkara, pemerasan satu perkara, pembunuhan dua perkara, senjata tajam dua perkara, penghasutan satu perkara, prostitusi satu perkara dan pembakaran satu perkara.
"Ada 44 kasus yah yang barang buktinya kita musnahkan ini. Termasuk obat terlarang," ujar Syarif.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Nurtjipto mengatakan antisipasi kedepan dengan mengedukasi dan mensosialisasikan keaslian uang. Identifikasi paling mudah untuk uang palsu dengan diterawang, dilihat dan diraba.
"Uang palsu berasal dari luar wilayah Priangan timur, jika ada masyarakat yang menerima uang palsu bisa melaporkan ke kepolisian dan pihak bank," ucap Nurtjipto.
(mso/mso)