Jelang Maulid Nabi, Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Siraman Panjang

Jelang Maulid Nabi, Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Siraman Panjang

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 23 Okt 2020 15:22 WIB
Keraton Kasepuhan Cirebon gelar Siraman Panjang.
Foto: Keraton Kasepuhan Cirebon gelar Siraman Panjang (Istimewa).
Cirebon -

Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat menggelar tradisi siraman panjang dan buka bekasem atau pekasam, ikan yang diasinkan atau diasamkan. Tradisi siraman panjang dan pekasam merupakan rangkaian peringatan mauludan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin mengatakan tradisi siraman panjang digelar setiap tanggal 5 Maulud, yang jatuh pada hari ini, Jumat (23/10/2020). Siraman panjang adalah pencucian sembilan piring peninggalan wali songo, gelas, guci dan lainnya. Benda pusaka ini akan digunakan untuk menyajikan nasi jimat, termasuk pekasam ikan.

"Karena ini tahun Jim, maka hanya tujuh piring wali sanga yang kita dikeluarkan untuk prosesi siraman panjang. Sembilan piring wali ini akan keluar ketika tahun Dal dan Wawu," kata Luqman dalam siaran persnya kepada detikcom, Jumat (23/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Luqman menyebutkan total benda pusaka yang dicuci saat tradisi siraman panjang, di antaranya tujuh piring wali, 38 piring pengiring, dua guci, dan dua gelas. Piring pusaka ini memiliki motif kaligrafi berlafaz Allah. Selama proses pencucian benda peninggalan wali sanga itu, abdi dalem dan keluarga keraton melantunkan selawat nabi.

"Piring-piring ini usianya sekitar 700 tahun. Selama ini disimpan di museum pusaka," ucap Luqman.

ADVERTISEMENT

Luqman menambahkan tradisi siraman panjang dimulai dengan arak-arakan abdi dalem yang membawa benda pusaka, dari Museum Pusaka Keraton Kasepuhan menuju ruang Kaputren. Siraman panjang memiliki makna sebagai penyucian sebelum melaksanakan ibadah.

"Setiap mulai kegiatan atau ibadah kita harus bersih, harus mandi, harus wudu, agar kegiatan dan ibadah kita dalam keadaan suci," kata Luqman.

"Tradisi ini hanya dilakukan wargi keraton, abdi dalem, kaum masjid, dan lainnya. Kita tetap mematuhi anjuran pemerintah tentang penerapan protokol kesehatan," kata Luqman menambahkan.

Setelah prosesi siraman panjang, kegiatan dilanjut dengan tradisi membuka dua guci yang berisi pekasam. Pekasam ini berbahan dasar dari ikan kakap. "Bekasem (pekasam) ikan ini dicuci kemudian dijemur. Setelah itu dimasak di dapur Maulud bersama nasi jimat. Kemudian dihidangkan pada 12 Maulud nanti saat panjang jimat," kata Luqman.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads