Belasan Kecamatan di Bandung Barat dan Garut Rawan Banjir-Longsor

Belasan Kecamatan di Bandung Barat dan Garut Rawan Banjir-Longsor

Whisnu Pradana, Hakim Ghani - detikNews
Minggu, 18 Okt 2020 15:32 WIB
Ilustrasi banjir bandang (Andhika-detikcom)
(Foto: Ilustrasi banjir bandang (Andhika-detikcom)
Bandung Barat -

Memasuki awal musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mendata sedikitnya ada 11 kecamatan yang rawan mengalami bencana hidrometeorologi.

Kecamatan rawan bencana di KBB di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin. Lalu Kecamatan Cipatat, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah yang semuanya rawan longsor dan banjir bandang saat musim penghujan

"Dari tahun ke tahun bencana yang mengintai warga biasanya pergerakan tanah, longsor, dan banjir bandang. Hasil pendataan kita, dari 16 kecamatan 11 kecamatan rawan bencana di musim hujan," ungkap Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo, Minggu (18/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu faktor yang meningkatkan risiko tanah longsor di 11 kecamatan tersebut lantaran tingkat kemiringannya rata-rata mencapai 25 hingga 30 derajat. Ditambah kondisi tanah yang labil dan tidak memiliki akar rambatan sehingga sangat rapuh ketika digerus air.

"Untuk warga-warga di kecamatan itu, diminta waspada ketika turun hujan karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah apalagi saat hujan deras," katanya.

ADVERTISEMENT

Untuk mendeteksi potensi bencana di wilayahnya, pihaknya telah bekerjasama dengan BMKG untuk memasang alat deteksi pergerakan tanah di beberapa lokasi di antaranya Cililin, Cikalongwetan, Cisarua, Ngamprah, dan Saguling.

"Di beberapa titik itu sudah terpasang early warning system atau alat pendeteksi pergerakan tanah seperti longsor. Nantinya jika sewaktu-waktu turun hujan yang sangat lebat dan ada pergerakan tanah bisa lebih awal dan cepat memberitahu kepada warga untuk segera mengevakuasi dirinya," bebernya.

Untuk meminimalisir dampak dari bencana hidrometeorologi, pengetahuan masyarakat soal mitigasi bencana pun harus ditingkatkan agar mereka mengetahui apa saja yang mesti dilakukan ketika bencana itu terjadi.

"Diharapkan warga bisa mengenali potensi bencana yang ada di sekitarnya, tahu harus berbuat apa, dan menyelamatkan diri kemana karena itu yang paling penting," jelasnya.

BPBD Bandung Barat saat ini menyiapkan 50 personel lapangan yang akan bergerak jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri serta aparatur kewilayahan untuk menghadapi musim penghujan.

"Karena aparatur wilayah seperti kecamatan dan desa yang dekat dengan warganya, serta dibantu peran relawan di setiap daerah masing-masing wilayah," tandasnya.

Tonton juga 'Garut Selatan Banjir Bandang, 110 Rumah Terendam':

[Gambas:Video 20detik]

Pemda Garut mulai mengevaluasi masa darurat pasca bencana alam yang terjadi di beberapa kecamatan Senin (13/10) lalu. Ada belasan kecamatan yang rawan bencana alam.

Pjs Sekretaris Daerah Garut, Zat Zat Munajat mengatakan, masa tangga darurat bencana alam di Garut berakhir Minggu (18/10/2020) ini.

"Masa tanggap darurat bencana berakhir hari ini. Apakah diperpanjang atau tidak nanti lihat hasil dari evaluasi," ucap Zat Zat kepada wartawan, Minggu.

Masa tanggap darurat bencana sebelumnya diberlakukan oleh Pemda Garut pasca bencana alam yang terjadi di wilayah selatan Senin (13/10) lalu.

Saat itu, banjir bandang, longsor dan pergerakan tanah mengepung enam kecamatan di wilayah Garut selatan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, ada dua ribuan kepala keluarga di enam kecamatan yang terdampak bencana.

Bencana alam mengakibatkan setidaknya seribu rumah warga rusak. "Rusak ringan 641, rusak sedang 297 dan rusak berat 203 rumah," ucap Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut Tubagus Sofyan saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (17/10).

Selain mengakibatkan seribuan rumah warga rusak, bencana alam juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum seperti tempat ibadah, jembatan hingga kantor pos yandu rusak.

Pemda Garut sendiri saat ini fokus terhadap penanganan pasca bencana. Pemda tengah berupaya memperbaiki rumah warga dan fasilitas umum yang terdampak.

Selain itu, pemerintah juga mengantisipasi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi khususnya di wilayah selatan. Letak geografis yang berada di antara pegunungan membuat bencana alam rawan terjadi di selatan.

Sebelumnya, Bupati Garut Rudy Gunawan sendiri sempat menyebut ada 17 kecamatan di Garut yang saat ini masuk kategori rawan bencana.

"Ada 17 kecamatan yang oleh kita nyatakan daerah rawan bencana pergerakan tanah, longsor, banjir," kata Rudy saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads