Dua orang yang menjemput paksa jenazah positif COVID-19 di RSUD Majalaya, Kabupaten Bandung, dinyatakan terpapar Corona. Sebanyak 15 anggota keluarga diminta oleh puskesmas setempat untuk melakukan tes swab usai penjemputan paksa jenazah pada Minggu (4/10).
Mereka memilih untuk melakukan tes secara mandiri. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tetap memantau 15 orang tersebut. Hasilnya, dua orang positif COVID-19.
"Dari 15 orang yang kontak erat, hasil tracing ada dua orang yang positif," ujar Grace saat dihubungi detikcom, Kamis (15/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya diketahui tidak mengalami gejala (OTG) COVID-19. Bahkan, satu dari dua anggota keluarga yang positif diketahui berasal dan sudah pulang ke Jakarta. Grace dikabarkan sudah mencoba berkoordinasi dengan Dinkes di Jakarta.
Saat ini, kedua pasien itu tengah menjalani isolasi mandiri. Dinkes melakukan tracing dan tracking kepada siapa saja yang sempat melakukan kontak erat dengan dua pasien tersebut.
"Mereka sudah isolasi mandiri. Ada salah satunya orang Jakarta. Kita sudah koordinasi juga dengan Dinkes di Jakarta," ujar Grace.
"Kita akan tracing lagi. Tapi belum tahu nih berapa orang kontak selama ini ke mananya," ia menambahkan.
Menurut Grace, kedua anggota keluarga tersebut hadir dalam penjemputan paksa jenazah ke RSUD Majalaya. Namun, sejak kapan atau pun dari siapa tertularnya masih belum diketahui.
Grace mengingatkan agar tidak terjadi stigma sosial di masyarakat kepada pasien COVID-19. Terutama bagi lingkungan keluarga pasien serta kerabatnya. Ada baiknya, kata Grace, masyarakat saling membantu dan mengingatkan terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan.
Sekadar diketahui, puluhan orang datang ke RSUD Majalaya menjemput paksa jenazah berstatus suspek COVID-19, Minggu (4/10) malam. "Massanya lumayan ada dari 50 sampai 75 orang. Tapi ada penanggung jawabnya, anaknya," ujar Kapolsek Paseh Kapolsek Paseh Iptu Thomas Budiono, Senin (5/10).
Setelah diskusi cukup alot, akhirnya keluarga menjamin akan bertanggung jawab apabila terjadi hal-hal yang tidak dimungkinkan. Mereka pun membawa dan memakamkan jenazah di makam keluarga tanpa peti mati.
Keesokan harinya hasil swab dari jenazah tersebut keluar. Hasilnya dinyatakan positif COVID-19. Setelah itu, Dinkes serta pimpinan daerah setempat melakukan tracing dan tracking hingga dua orang dinyatakan positif.