Pakar Unpad Prediksi Ciayumaja Pisah Jika Jabar Berganti Tatar Sunda

Pakar Unpad Prediksi Ciayumaja Pisah Jika Jabar Berganti Tatar Sunda

Siti Fatimah - detikNews
Kamis, 15 Okt 2020 13:46 WIB
Gedung Sate
Gedung Sate (Foto: Yudha Maulana)
Bandung -

Wacana perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda menyita perhatian sebagian masyarakat salah satunya pakar budaya dan bahasa.

Pakar Budaya dan Bahasa sekaligus Ketua Program Studi Sastra Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) Gugun Gunardi mengatakan, usulan perubahan nama provinsi bisa dikatakan sah-sah saja. Namun ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan, salah satunya wilayah Ciayumaja (Cirebon, Indramayu, Majalengka) yang secara bahasa memiliki perbedaan dan diprediksi jika terjadi perubahan nama, maka Ciayumaja dan Cirebon akan keluar dari Jawa Barat.

"Tapi yang harus diingat, jika kita mengusulkan mengganti nama Provinsi Jabar menjadi Provinsi Sunda, maka prediksi saya Ciayumaja (Cirebon, Indramayu dan Majalengka) pasti keluar dari Jabar. Dari bahasa saja mereka (Ciayumaja) kan menggunakan bahasa Jawa. Apalagi Cirebon, kan kental dengan kultur Jawa. Dalam proses pendidikan bahkan bahasa ibu mereka kan menggunakan bahasa Jawa-Cirebon, atau bahasa Cirebon," kata Gugun saat dihubungi, Kamis (15/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, perubahan ini bisa saja berlaku sebatas geografis, tapi besar kemungkinan akan terjadi penyempitan wilayah kebudayaan. Gugun juga sempat menyinggung pemisahan Banten sebagai provinsi.

"Dulu juga Banten lepas dari Jawa Barat. Maka, pengubahan nama provinsi ini bisa saja memicu lepasnya daerah, misalnya Ciayumaja menjadi provinsi tersendiri," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Daripada merubah nama sebuah provinsi, dia berpendapat lebih baik lagi jika memunculkan kembali kebudayaan di wilayah tersebut salah satunya melalui bahasa. "Sekarang, meski di Cirebon terdapat bahasa Cirebon, namun belajar bahasa Sunda. Jika diganti mungkin nanti mereka pun menuntut hak mereka untuk menjadi provinsi sendiri. Jadi, nanti Sunda semakin menyempit," tuturnya.

"Pelestarian kebudayaan Jawa Barat yang luas jangan sampai dikerdilkan oleh sebatas penggantian nama. Terkait nama juga kan masih dalam proses kajian yang masih berlanjut, misalnya, apakah benar Sunda itu nama etnis? Ini kan masih perdebatan juga. Bisa saja dulu nama agama kan. Jadi saya melihatnya dari wawasan kebudayaan saja," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini Jawa Barat sudah memiliki kekayaan budaya terlebih dari Cirebon. Padahal dari bahasa saja, Cirebon tidak seutuhnya menggunakan bahasa Sunda.

"Di Cirebon itu banyak kekayaan kebudayaan, misalnya terkait kesultanan. Kita punya istana kanoman, istana kasepuhan, istana kacirebonan. Nanti itu semua akhirnya bukan milih Jawa Barat. Hilang. Cirebon itu banyak menyumbang kekayaan budaya untuk jawa barat, batik, keraton, masiid. Makam Sunan Gunung Djati, sekarang itu milik Jabar," ujar Gugun.

"Jadi, saya lebih setuju dengan nama Jawa Barat. Lebih baik konsentrasi kepemeliharaan budaya saja. Memperkenalkan budaya yang ada di Jabar yang begitu banyak di kita," pungkasnya.

(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads