Sebagai ajang silaturahmi dan juga melestarikan budaya bermain layang-layang, Paguyuban Pengrajin Benang dan Gelasan di Kawasan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang menggelar kegiatan adu layangan di Lapangan Tawita, Tanjungsari, Minggu (11/10/2020).
Pantauan detikcom, semua peserta dari berbagai kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa ini tampak antusias mengikuti festival adu layangan Tanjungsari Open 2020. Layangan dengan ukuran 53-58 centimeter menghiasi langit Sumedang.
Ketua pelaksana Egay mengatakan selain menjadi ajang silaturahmi antar perajin dan pehobi layangan, lomba tersebut menjadi sarana untuk mempromosikan senar gelasan yang diproduksi oleh warga Tanjungsari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di sini (Tanjungsari) merupakan basis produsen senar gelasan terbesar, dan tujuan lomba adu layangan ini bertujuan untuk mempromosikan brand senar gelasan yang ada di Tanjungsari ke kancah pasar yang lebih besar," kata Egay saat ditemui di lokasi.
Egay menyebutkan, peserta yang datang berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan kota lainnya yang ada di Jawa Barat.
"Total ada 128 orang peserta, mereka berasal dari Jabodetabek dan kota lainnya di Jawa Barat." katanya.
Menurutnya, lomba adu layangan tersebut sudah berlangsung selama 2 hari sejak Sabtu (10/10/2020) kemarin. Bahkan kata Egay, para peserta rela bermalam di Tanjungsari karena moment ini sangat ditunggu-tunggu oleh para pehobi layangan adu.
"Peserta yang beradunya bergantian (satu lawan satu), dan penilaiannya yang putus senarnya itu yang kalah," kata dia.
Dia mengungkapkan, peserta yang menang dalam adu layangan tersebut akan mendapatkan hadiah berupa uang dan satu unit sepedah motor.
"Untuk juara satu mendapatkan satu unit sepedah motor, juara dua Rp 10 Juta, juara tiga Rp 5 Juta, dan juara 4 Rp 2 juta," ucap Egay.
Karena sedang di tengah pandemi COVID-19, Egay mengaku, telah melaksanakan sesuai anjuran pemerintah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebab semua panitia dan peserta wajib menggunakan masker selama kegiatan.
Selain itu, kata Egay, kegiatan ini juga sebagai sarana hiburan kepada masyarakat sekitar yang mana sejak adanya pandemi COVID-19 kegiatan masyarakat sangat dibatasi.
"Kegiatan ini juga dapat mengobati rasa kejenuhan di masyarakat (di saat pandemi COVID-19) dan juga memberikan kegiatan kegiatan yang positif, karena ini mereka gerak dan olahraga," ucapnya.
Sementara itu, peserta asal Depok, Noval mengatakan lomba adu layangan ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai kota. Selain untuk pengalaman, kegiatan adu layangan ini juga menjadi ajang silaturahmi antara para pehobi layangan.
"Acaranya sangat bagus sekali. Kalah menang kita tetap ngopi bareng sesama pehobi layangan," katanya.
Noval berharap, kegiatan ini terus di gelar di Kabupaten Sumedang. Apalagi kawasan Tanjungsari ini merupakan penghasil gelasan terbesar di Jawa Barat.
(mso/mso)