Wakil Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Asep Ramdan Hidayat menceritakan kronologi kericuhan massa aksi dengan kepolisian yang sempat terjadi Rabu malam (7/10) di depan kampus Unisba, Jalan Tamansari. Kejadian tersebut dugaan sementara berkaitan dengan aksi penolakan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.
Asep mengatakan, awalnya kampus Unisba tidak dijadikan sebagai tempat evakuasi massa. Namun, karena sebagian besar terkena gas air mata, maka para demonstran diperbolehkan masuk area kampus untuk membersihkan wajah.
"Jadi sesuai dengan apa yang saya sampaikan bahwa kampus itu tidak dijadikan tempat sekalipun untuk evakuasi. Tadi karena massa masuk ke kampus untuk membersihkan wajah dan setelah itu massa dikeluarkan lagi dari kampus," kata Asep dalam keterangan yang diterima detikcom, Kamis (8/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pukul 21.10 WIB, massa demonstran hampir membubarkan diri di Jalan Tamansari dan area kampus. Tetapi, kata dia, tak lama kemudian pihak kepolisian datang kembali ke dekat kampus Unisba.
"Pihak kepolisian datang kembali dan mengeluarkan tembakan, ternyata tembakannya secara serabutan sehingga kampus kami Unisba itu pos penjagaan satpam kaca pecah," ucap Asep.
Tidak hanya itu, para demonstran yang terdiri dari mahasiswa akhirnya masuk kembali ke dalam kampus Unisba. "Padahal mereka mau membubarkan diri," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, Asep memohon agar setiap pihak dapat menahan diri. "Jadi saya mohon, menghimbau semuanya menahan diri baik kepolisian mohon untuk menahan diri dan tidak melakukan secara serampangan melepas tembakan. Kepada massa dan saya imbau kepada mahasiswa untuk membubarkan diri dan keluar dari kampus," kata Asep.
Sebelumnya diberitakan, kaca pos satpam di kampus Unisba pecah akibat kericuhan itu. Di area kampus juga ditemukan jejak berupa selongsong bekas gas air mata.
"Kejadian pos itu sekitar Pukul 21.30 WIB," kata Kepala Sekuriti Unisba Asep Heri, Kamis (8/10/2020).
Rabu malam itu, berlangsung keributan di Tamansari. Para demonstran, yang diduga massa aksi terlibat ricuh di DPRD Jabar dan Dago, berlari serta masuk kampus Unisba karena dibubarkan polisi.
Lantaran masih berkerumun, polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran. Asep mengungkapkan, sebelum kericuhan itu terjadi, pihaknya bersama anggota keamanan lain dan pimpinan Unisba tengah berkumpul di depan gedung kampus.
"Kita semua berkumpul di sini, ada juga para pimpinan. Termasuk saya di sini. Begitu kejadian, saya kaget," tutur Asep.
(mud/mud)