Tangerang -
Satrio Katon Nugroho, pelaku vandalisme di Musala Darussalam, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, dikenal sebagai sosok yang introver dan pendiam. Ia juga rajin salat di musala yang dia rusak.
"Kalau dia (Satrio) pendiam. Jadi kesannya introver, jarang bergaul. Pendiam terus nggak banyak ngomong, bergaul sekadarnya saja nggak terlalu gaul. Kalau seumuran kan sering kumpul dengan teman sebayanya, ini nggak," kata Kapolsek Pasar Kemis AKP Fikri Ardiansyah kepada detikcom, Rabu (1/10/2020).
Namun meski pendiam, pemuda ini dikenal juga kritis dan memiliki argumentasi dalam setiap pembicaraannya. Saat diinterogasi juga mampu menjawab pertanyaan kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia punya argumen, orangnya juga kritis," ucap Fikri.
Pengurus musala bahkan tahu Satrio ini pemuda yang rajin salat lima waktu. Karena lokasi musala tidak begitu jauh dari rumahnya. Namun, kemudian ada perubahan sikap yang drastis setelah Idul Fitri tahun ini.
"Dia sering salat lima waktu juga di musala itu, menurut ustaz di sana," ujar Fikri.
Perubahan sikap ini pun diamini dari keterangan orang tua pelaku. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut soal perubahan sikap itu sehingga ia berani mencoret musala dan merobek Al Quran sehingga videonya viral.
Satrio harus menanggung perbuatannya mencoret musala. Ia ditetapkan sebagai tersangka dengan pasal penodaan agama dan bisa menimbulkan permusuhan antar golongan sebagaimana Pasal 156 (a) dan atau Pasal 156 KUHP.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini