Mitos Siluman Gagak di Balik Keindahan Bukit Mercury

Unak Anik Jabar

Mitos Siluman Gagak di Balik Keindahan Bukit Mercury

Bima Bagaskara - detikNews
Senin, 28 Sep 2020 07:59 WIB
Bukit Sayang Kaak
Bukit Sayang Kaak masuk nominasi wisata baru terpopuler Anugrah Pesona Indonesia (API) Award 2020. (Foto: Bima Bagaskara/detikcom)
Majalengka -

Bukit Mercury Sayang Kaak di Majalengka Jawa Barat memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Pemandangan terasering yang menjadi salah satu ikon wisata 'kota angin' mengelilingi bukit di ketinggian 1.600 Mdpl ini.

Bukit Mercury Sayang Kaak berada di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Dari bukit ini, siapa pun bisa melihat jelas puncak Gunung Ciremai.

Udara di Bukit Mercury Sayang Kaak juga begitu terasa sejuk. Hal ini membuat siapapun yang datang makin betah berlama-lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pemandangan yang indah, di Bukit Mercury Sayang Kaak juga banyak wahana bermain seperti ayunan di ketinggian dan spot foto. Pengunjung yang datang juga bisa berkemah di bukit ini.

Bukit Sayang KaakBukit Sayang Kaak menjadi tempat wisata yang hit di Majalengka. (Foto: Bima Bagaskara/detikcom)

Bahkan saking hitnya Bukit Mercury Sayang Kaak di kalangan wisatawan, tempat wisata yang bernaung di Desa Tejamulya, Kecamatan Argapura, ini masuk nominasi wisata baru terpopuler Anugrah Pesona Indonesia (API) Award 2020. Bukit Mercury Sayang Kaak bersaing dengan sembilan tempat wisata lainnya dari seluruh Indonesia di antaranya Maluku, Kupang, Jayapura, Natuna dan Bangka.

ADVERTISEMENT

Di balik keindahan Bukit Mercury Sayang Kaak ini tak lepas dengan mitos. Nama Sayang Kaak memiliki arti Sarang Gagak. Konon katanya, bukit tersebut dahulu merupakan kerajaan burung gagak.

Warga sekitar Bukit Mercury Sayang Kaak mengaku dulunya melihat banyak burung gagak yang sering mampir ke rumah warga. "Dari dulu orang tua di sini sering dihampiri burung gagak yang berasa dari bukit. Dulunya di Bukit Mercury ini merupakan sarang burung gagak," kata Atang, selaku Ketua Mitra Pariwisata Gunung Ciremai Bukit Mercury, Minggu 27 September 2020.

Meski seringkali mampir di rumah warga, ujar Atang, burung gagak tersebut tidak pernah mengganggu. Cerita turun menurun nan melekat ini menyebutkan bahwa gagak penghuni Bukit Mercury itu bukanlah burung sungguhan.

"Kalau orang tua dulu melihatnya bukan burung sungguhan, tapi saya sendiri kurang tahu persis maksudnya gimana karena sekarang burung-burung itu sudah tidak ada," tutur Atang.

Bukit Sayang KaakPihak pengelola Bukit Mercury Sayang Kaak sengaja memasang patung burung gagak di pintu masuk. (Foto: Bima Bagaskara/detikcom)

Meski gagak di Bukit Mercury Sayang Kaak saat ini sudah tidak ada, namun mitos soal burung siluman itu masih bertahan hingga kini. Untuk mengabadikan mitos tersebut, pihak pengelola Bukit Mercury Sayang Kaak sengaja memasang patung burung gagak di pintu masuk.

Pengunjung yang ingin datang ke Bukit Mercury Sayang Kaak dapat menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Namun khusus untuk roda empat, pengunjung wajib berhati-hati saat melalui jalur sempit di tengah terasering tanaman bawang. Harga tiket masuknya, setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 15 ribu. Untuk berkemah harus membayar Rp 20 ribu per orangnya.

Bukit Sayang KaakBukit Sayang Kaak di Majalengka. (Foto: Bima Bagaskara/detikcom)
Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads