Motif pelaku perusakan masjid di kawasan Dago Bandung masih diselidiki polisi. Namun, pihak DKM Masjid Nurul Jamil mengungkapkan kondisi psikologis pelaku berinisial DB itu.
Ketua DKM Masjid Nurul Jamil H Imron menuturkan pihaknya sudah bertemu dengan keluarga dari DB. Keluarga pelaku, kata Imron, bercerita mengenai kondisi psikologis DB.
"Kalau menurut keluarga ya, nggak tahu, saya nggak liat bukti kalau pernah sakit. Tapi ngobrol sama uwak-uwaknya, katanya memang anak itu agak terganggu (kejiwaannya)," ujar Imron saat dikonfirmasi, Jumat (25/9/2020).
Menurut Imron, keluarganya bercerita bila DB sebelumnya pernah bekerja di sebuah toko swalayan. Dia tiba-tiba mengalami depresi akibat putus cinta.
"Tadinya kerja, lalu putus cinta, lalu agak terganggu. Katanya pernah dirawat di Cisarua dua bulan," tuturnya.
Imron menambahkan pelaku sendiri datang dari Garut ke Bandung menggunakan sepeda motor. Dia membawa sebuah tas yang isinya ijazah sekolah.
"Ada tasnya diambil di dalamnya tuh ada ijazah asli SD, Tsanawiyah, Aaliyah ada sertifikat rumah punya bapaknya. Kata keluarganya, ibunya sudah meninggal, tinggal di Garut sama bapaknya. Dari Garut ke sini naik motor. Jadi kadang-kadang sehat, kadang-kadang tidak. Tapi tidak nakal, nggak pernah rusak masjid, berantem sama sodaranya aja," tutur dia.
Soal kejiwaan ini juga terlihat dalam video yang viral di media sosial. Dalam video itu, pelaku yang dalam posisi terikat berbicara ngelantur bahkan mengaku mengalami gangguan jiwa.
Sebelumnya, sebuah masjid di Bandung dilempari orang tak dikenal. Polisi turun tangan menyelidiki insiden tersebut.
Pelemparan itu dilakukan ke Masjid Nurul Jamil di Jalan Bukit Dago Selatan, Kecamatan Coblong, Kota Bandung pada Rabu (23/9/2020). Insiden itu diketahui terjadi pada pukul 06.00 WIB.
Pria berinisial DB sendiri sudah diamankan polisi. DB awalnya diamankan oleh warga sekitar lalu diserahkan ke polisi.