Pedagang Pasar Baru mengeluhkan penutupan ruas Jalan Otista-Suniaraja yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Mereka berpendapat penutupan jalan tersebut menghambat proses distribusi barang dan jual beli.
Penutupan jalan yang melibatkan jalan utama Pasar Baru tersebut dilakukan pada hari ini, Jumat (18/9/2020) dengan rincian waktu dari pukul 09.00 WIB-11.00 WIB, kemudian ditutup lagi pukul 14.00 WIB-16.00 WIB terakhir pukul 22.00 WIB-06.00 WIB.
Saat pemasangan pembatas jalan, beberapa pedagang sempat menolak dalam bentuk sorakan kepada petugas. Namun, hal tersebut tak digubris petugas dan dilanjutkan dengan pemasangan road barrier serta jadwal buka tutup jalan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pedagang, Hasan (38) mengaku baru mengetahui informasi penutupan jalan hari ini. Menurutnya hal tersebut membuat pembeli kesulitan dan dagangannya sepi pembeli.
"Baru tau sekarang, kalau sore sih mending di jam orang udah pada pulang. Ngaruh ke yang beli, apalagi ke pedagang," kata Hasan saat ditemui di Pasar Baru, Jalan Otista Kota Bandung, Jumat (18/9/2020).
Lebih lanjut, dia menyayangkan penutupan ini terjadi di waktu yang ramai didatangi pembeli. Hasan mengatakan, rata-rata penjual buka di jam 08.00 WIB atau 09.00 WIB dan tutup toko sekitar pukul 17.00 WIB.
"Belum dapat penglaris, jalannya sudah ditutup. Pembeli kan rata-rata pada pakai motor," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah dapat melakukan sosialisasi terlebih dahulu secara merata kepada penjual. "Kalau bagi para pedagang mintanya kalau mau ditutup kasih tau atau gimana. Tadinya tau yang malam aja. Penjualan di hari-hari biasa udah sepi apalagi kalo ditutup jalannya yang beli mau gimana orang ke sini rata-rata bawa kendaraan," tutur Hasan.
Pedagang lainnya, Udin (78) penjual di Pasar Baru sejak 1968 mengatakan, dengan penutupan jalan ini sangat berpengaruh pada pengunjung dan pembeli ke Pasar Baru tapi ia hanya bisa pasrah terhadap kebijakan tersebut.
"Ngaruh pembeli pasti iya tapi mau bagaimana lagi, warga Pasar Baru hanya bisa mengikuti," ujarnya.
Selain Jalan Otista-Suniaraja, penutupan juga dilakukan di empat ruas jalan lainnya yaitu Jalan Asia Afrika-Tamblong, Jalan Merdeka-Riau, Merdeka-Aceh, dan Purnawarman-Riau.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B) Iwan Suhermawan menambahkan dengan kebijakan menutup Jalan Otista-Suniaraja kunjungan menjadi sepi.
"Dampaknya, sudahmah sepi, ditutup (jalan) tambah sepi," kata Iwan via sambungan telepon, Jumat (18/9/2020).
Iwan bersama perwakilan pedagang akan melakukan rapat dan akan melayangkan surat keberatan kepada Pemkot Bandung, pihaknya menilai kebijakan ini tidak sejalan dengan relaksasi ekonomi yang sudah dilakukan.
"Jam 2 akan ada rapat perwakilan pedagang membahas itu, kita berencana membuat surat keberatan kepada Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung karena penutupan Jalan Otista di jam 9-11 2-4, kalau malam hari enggak masalah. Tim Gugus Tugas seperti bertentangan dengan relaksasi ekonomi," ungkapnya.
"Ini lebih mau menghancurkan ekonomi di Pasar Baru, sedangkan kan Pasar Baru merupakan episentrum ekonomi di Kota Bandung. Pasar baru semakin sepi, begitupun ekonomi di jalan lainnya ikut sepi," tambahnya.
Pihaknya sangat keberatan dan meminta Pemkot Bandung agar mengevaluasi ulang kebijakan tersebut.
"Kami sangat keberatan Jalan Otista ditutup, kita sangat mendukung pemerintah kota untuk menekan jumlah pandemi COVID-19. Ada jalan lain, bukan Jalan Otista yang (yang ditutup) itu merupakan urat nadi untuk Pasar Baru," harapnya.
Ia menyebut, kalau penutupan di malam hari tidak masalah, kalau di pagi dan sore hari menjadi masalah.
"Kalau dari jam 5 sore sampai pagi enggak masalah, kalau di siang hari sama juga nutup pasar baru, bertentangan sama tujuan pemerintah kota untuk pemulihan ekonomi di Kota Bandung," tuturnya.
"Kita akan bahas dan nanti aka dikirimkan surat keberatan kita ke pemerintah Kota Bandung dan Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung. Saya bicara Otista aja yang berhubungan dengan Pasar Baru Bandung," ujarnya.