"Ada tiga (klaster) sebenarnya di Tangerang Raya dan Banten, keluarga, perkantoran dan industri," kata Wahidin saat ditemui detikcom di Kota Serang, Jumat (18/9/2020).
Klaster keluarga, muncul akibat keluar masuknya warga dari daerah Banten. Ada kasus di Tangerang bahwa satu keluarga positif Corona akibat mengunjungi undangan pernikahan di Bekasi.
"Sekeluarga kena semua," ucapnya.
Klaster yang jadi perhatian juga adalah penyebaran di kawasan industri. Meski sudah melakukan protokol kesehatan saat produksi, tapi saat karyawan berkumpul dan berinteraksi ini terjadi pengabaian protokol.
"Salah satu di Tangerang, mereka pakai protokol kesehatan, tapi ruang tukar pakaian, ngobrol sempit dan kena hampir 20 orang. Ini sudah mulai komunitas yang diserang, itu menurut saya jadi perhatian," katanya.
Saat terjadi klaster keluarga, hal berkaitan dengan kemampuan warga untuk karantina. Muncul masalah bahwa klaster ini menimbulkan kurangnya disiplin melakukan karantina karena keterbatasan rumah yang sempit.
"Akhirnya menularkan ke yang lain, ini bahaya," paparnya.
Warga sendiri sebetulnya sudah mulai disiplin terhadap protokol kesehatan. Tapi, karena ada perjalanan ke luar Banten seperti Jakarta yang membuat mereka terpapar. Belum lagi aktivitas mereka jika harus berkantor selama 8 jam.
Sejak Selasa (15/9) sampai Kamis (17/9) kemarin lonjakan kasus di Banten mencapai angka tertinggi. Tiga hari berturut-turut penambahannya mulai dari 137, 121 sampai terakhir 141 kasus. Total kasus saat ini berjumlah 3.985 pasien dengan jumlah yang masih dirawat 1.090 pasien. (bri/mso)