Hama yang disebut Hawar Daun Bakteri (HBD) atau dikenal juga dengan sebutan hama keresek menyerang petani palawija di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi. Akibatnya pertumbuhan tanaman petani terganggu hingga terancam gagal panen.
Didin Fahrudin (50), salah seorang petani cabai, menyebut kondisi ini terjadi sejak perubahan cuaca. Seluruh daun yang diserang hama keresek berubah memutih dan pertumbuhannya terhambat.
"Mayoritas hama itu, menyerang pada bagian daun tanaman padi atau palawija berubah menjadi memutih, ini terjadi di puluhan area lahan petani termasuk saya," kata Didin, Rabu (16/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Video RSUD Sukabumi Kini Punya CT Scan |
Didin khawatir ketika kondisi ini dibiarkan maka tanaman palawija yang ditanam petani di Kecamatan Kebonpedes menurun hasil panennya. "Tanaman cabai rawit yang saya tanam di lahan seluas 30 area, telah diserang hama itu. Dari benih cabai sebanyak setengah litr harusnya bisa memanen antara 50 kilogram sampai satu kuintal, namun melihat kondisi sekarang paling bagus bisa dapat 30 kilogram saja," keluhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Pemandu Petani Desa Kebonpedes, Asep Saepudin, mengatakan pihaknya membenarkan soal keluhan petani di wilayah Kecamatan Kebonpedes terkait hama keresek yang mengganggu pertumbuhan tanaman palawija petani.
"Serangan hama ini, terjadi akibat dari berbagai faktor. Selain terjadinya akibat perubahan musim dari musim hujan ke musim kemarau, hama itu juga terjadi karena bibit variates tanaman tidak unggul. Sehingga, saat terjadi perubahan musim, hama itu langsung menyerang pada bagian daun tanaman," tutur Asep.
Menurutnya, dari semua tanaman petani, hama itu sering menyerang pada tanaman padi. Penyakit tersebut termasuk ke dalam patogen yang menginfeksi tanaman pada semua fase pertumbuhan tanaman padi, mulai dari masa pertumbuhan hingga menjelang masa panen.
"Hama ini, sangat merugikan petani karena dapat menurunkan hasil panen secara drastis," kata Asep.
Pada umumnya, dijelaskan Asep hama HDB menyerang pada saat musim hujan atau kondisi musim kemarau yang basah atau pada kondisi tanaman tengah mengalami kelembaban tinggi dan kondisi tanah yang banyak mengandung kandungan zat nitrogen.
"Karena pada kondisi tersebut, bakteri penyebab penyakit HDB dapat berkembangbiak dengan baik. Iya, dampaknya hasilnya pertanian petani menjadi menurun," tutur Asep.