Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung sudah bergerak menelusuri kemunculan busa di Sungai Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Kepala Dinas LHK Kamalia Purbani mengatakan saat dilakukan penelusuran oleh timnya di lapangan itu kondisi Sungai Cipamokolan dipenuhi sampah.
"Kondisi Sungai Cipamokolan di pintu air terdapat banyak sampah dan banyaknya sedimentasi, gulma, dan busa," kata Kamalia via pesan singkat, Selasa (15/9/2020).
Kamalia menyebut kondisi aliran Sungai Cipamokolan ke arah hulu semakin membaik dengan kondisi air tidak hitam, hijau dan tidak pekat. Pihaknya menduga, kemunculan busa di sungai tersebut akibat limbah domestik warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya busa, karena sepanjang Sungai Cipamokolan terdapat banyak pemukiman penduduk yang menghasilkan limbah domestik dari pencucian baju, perabot dapur, sabun mandi yang semua itu mengandung kandungan detergen dan mengendap di dasar Sungai Cipamokolan," ucap Kamalia.
"Ketika air sungai teraduk atau melewati terjunan air maka kandungan detergen bereaksi membentuk gumpalan busa," ia menambahkan.
Selain itu, hasil penelusuran Sungai Cipamokolan, airnya berbau dan hitam. "Air sungai berbau dan berwarna hitam karena bisa karena aliran sir sungai tidak mengalir. Kandungan detergen bisa jadi menghambat bakteri alami pengurai di air yg menyebabkan air kekurangan oksigen dan menghasilkan bau," ujar Kamalia.
Adanya kejadian ini, pihaknya segera berkoordinasi dengan aparat kewilayahan untuk mengidentifikasi pelaku usaha atau kegiatan industri rumah tangga yang menghasilkan air limbah dan dibuang ke Sungai Cipamokolan. "Koordinasi dengan DPU SKPD untuk mengangkat endapan sedimentasi yang sudah tinggi di Sungai Cipamokolan. Koordinasi dengan DPKP3 dan Dinkes untuk percepatan pembangunan septic tank komunal bagi masyarakat bermukim di pinggir sungai, yang sampai saat ini belum memiliki septic tank karena kendala sempitnya lahan," tutur Kamalia.
(wip/bbn)