Setelah menuai banyak kritik dari masyarakat, Gapura Selamat Datang di Sumedang Kota Tahu akhirnya akan direnovasi tahun ini.
Gara-gara kritikan di media sosial yang terus menerus kemudian ditambah soal kondisi gapuranya yang rusak dan tidak berbentuk itu akhirnya mendapat perhatian khusus dari Pemkab Sumedang.
Warga Sumedang menilai gapura yang berlokasi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di Desa Ciherang ini merupakan salah satu gerbang utama menuju kota Sumedang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan pihaknya akan membangun kembali gapura selamat datang tersebut pada akhir tahun 2020, dan saat ini pihaknya sudah mematangkan desain baru.
"Untuk gapura di Ciherang, Insyaallah gambar sudah ada, rencana akhir tahun ini bisa diperbaiki supaya lebih baik lagi. Saat ini sudah dalam proses bagaimana perbaikannya," kata Dony saat ditemui di Gedung Negara, Senin (14/9/2020).
Dony mengaku gapura tersebut memang tidak memiliki nilai futuristik dan seni. Bahkan terkesan seadanya dan tidak menggambarkan Sumedang sebagai kota seni dan budaya.
Menurutnya, pembangunan gapura tersebut akan mengacu pada peraturan daerah (Perda) Tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) dengan desain dan ornamennya akan lebih banyak lagi sentuhan seni dan budaya sunda.
"Perpaduan antara budaya teknologi, holografi bisa berubah-rubah sesuai desain program seperti penari jaipong, mahkota bonokasih, kuda renggong dan masih banyak yang lainnya," katanya.
Selain dilengkapi dengan teknologi, kata Dony di sekitar gapura tersebut akan ada taman dan bangku untuk warga yang akan beristirahat dan juga berswafoto di lokasi gapura.
Untuk itu, Dony sangat berterima kasih terhadap warga Sumedang yang sudah peduli terhadap gapura tersebut. Menurutnya krtikan dari warga net di media sosial merupakan kritik membangun.
"Terima kasih, kepada warga Sumedang dan netizen di media sosial yang telah menyampaikan kritik soal desain gapura selamat datang di Sumedang," tutur Dony.
Warga setempat Ajat (40) mengatakan lambang tahu yang menjadi ornamen pada tugu tersebut malah terlihat seperti kotak amal.
"Kelihatannya (lambang tahu) seperti kotak amal. Biasanya kan kalau tugu identitas Sumedangnya jelas," ucap Ajat.
Ajat berharap, kembali dibangunnya gapura tersebut harus lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
"Harus lebih bagus dari tugu yang ini dan yang dulu. Misalnya tugu itu dibangun diatasnya dan ditambah ornamen yang lebih bagus juga," ucapnya.
Hal senada dikatakan seorang pengendara asal Panyingkiran, Aang Nugraha (27) yang menilai, bahwa tugu tersebut sama sekali tidak menunjukkan ciri khas Kabupaten Sumedang sebagai puser budaya.
"Harusnya ditonjolkan ciri khas Sumedang, misalnya lambang tahu lebih mirip dengan aslinya," katanya.
Menurutnya lambang tahu yang ada pada tugu tersebut sama sekali tidak terlihat seperti aslinya, malah lebih mirip dengan kardus. Maka untuk ke depannya jika gapura tersebut kembali di perbaiki, lambang dan ornamen yang ada di gapura itu harus lebih terlihat seperti asli.
"Ya, kalau mau dibangun lagi, lambang tahunya harus lebih mirip dengan tahu yang asli, itu jadi kelihatan seperti kardus," kata Aang.