Pengakuan Aneh Mister Sutarman soal Ubah Garuda Pancasila-Gelar Profesor

Round-Up

Pengakuan Aneh Mister Sutarman soal Ubah Garuda Pancasila-Gelar Profesor

Hakim Ghani - detikNews
Jumat, 11 Sep 2020 07:35 WIB
Pimpinan paguyuban tunggal rahayu mister sutarman
Foto: Mister Sutarman pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu (Hakim Ghani/detikcom).
Garut -

Warga Kabupaten Garut belakangan ini dihebohkan dengan kemunculan Paguyuban Tunggal Rahayu. Paguyuban yang dipimpin pria bernama Mister Sutarman itu merubah lambang Garuda Pancasila.

Kemunculan Paguyuban Tunggal Rahayu tersebut pertama kali diketahui saat sejumlah orang yang mengaku sebagai anggotanya melapor ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Garut. Mereka meminta izin dan legalitas atas paguyuban tersebut.

"Jadi, beberapa waktu lalu memang sempat datang ke kita mengajukan izin terkait legalitasnya," ucap Kakesbangpol Garut Wahyudijaya, Selasa (8/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyu menjelaskan, saat menerima perwakilan organisasi tersebut, pihaknya merasa ada kejanggalan. Kejanggalan tersebut ditemukan saat pegawai Kesbangpol memeriksa dokumen yang diberikan orang tersebut.

Di dalam dokumen tersebut terlihat lambang organisasi yang diketahui sangat identik dengan lambang Garuda Pancasila. Hanya saja, kepala burung Garuda dalam lambang tersebut menghadap ke depan.

ADVERTISEMENT

Paguyuban ini kemudian ramai dibahas di media sosial. Mereka diketahui sangat eksis di Facebook. Ada beberapa akun yang terkait dengan paguyuban ini. Di Facebook, mereka menunggah dokumentasi kegiatan berupa foto dan video.

Munculnya paguyuban ini menjadi perhatian berbagai kalangan. Sebab, kemunculan Paguyuban Tunggal Rahayu dikhawatirkan membuat masyarakat resah.

Tonton video 'Tentang Paguyuban yang Bikin Heboh karena Ubah Lambang Garuda':

[Gambas:Video 20detik]



Sang Pimpinan Diperiksa Polisi

Setelah sempat menjadi misteri, teka-teki pemimpin Paguyuban Tunggal Rahayu akhirnya terjawab. Pada Kamis (10/9) siang, Satreskrim Polres Garut memeriksa seorang pria bernama Sutarman. Belakangan, Sutarman diketahui sebagai pimpinan paguyuban.

Sutarman sempat diwawancarai wartawan di sela-sela proses pemeriksaan. Sutarman menjawab pertanyaan seputar perubahan lambang Garuda Pancasila hingga maksud dan tujuannya mencetak uang sendiri.

Namun, pernyataan yang dilontarkan Sutarman terhadap pertanyaan awak media mengacau.

"Ya itu diprint-an. Untuk membangkitkan sejarah. Kalau uang yang seratus, tidak pernah saya cetak. Satu lembar pun saya tidak pernah mengambil yang dipakai oleh pemerintah itu. Enggak pernah itu. Sebab itu masuknya penipuan nanti," kata Sutarman saat ditanya perihal uang cetakannya.

Selain itu, Sutarman juga mengklaim dirinya sebagai pemimpin sekaligus pendiri Paguyuban Tunggal Rahayu. Dia mengaku memiliki nama Prof Dr. Ir. H Cakraningrat, SH.

Namun, saat ditanya perihal kebenaran gelar tersebut, lagi-lagi jawabannya mengacau. Dia mengaku mendapat empat gelar akademik tersebut melalui proses kuliah di alam. Dia juga mengaku diperintah untuk kuliah di alam oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

"Saya sekolah dari.....kalau secara lahiriyyah secara terbuka keluaran aliyyah. (tahun) 96 dikuliahkan secara kuliah kerja nyata oleh orang tua daripada orang tua perintis NKRI," katanya.

"Jadi saya kuliah di alam bukan di universitas. Dari yang memegang amanat dan wasiat,perintis NKRI termasuk Bung Karno, Pak Hatta, termasuk banyak lah," tutup Sutarman.

Fenomena munculnya Paguyuban Tunggal Rahayu ini diselidiki oleh polisi. Selain itu, Bakorpakem yang berisi petugas Kejaksaan, Pemda, TNI dan Polri juga ikut turun tangan.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, polisi menemukan sejumlah fakta terkait Paguyuban Tunggal Rahayu.

"Untuk yang sudah ada faktanya memang hanya terkait penipuan dan kita akan dalami soal itu," ungkap Kasat Reskrim Polres Garut AKP Maradona.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads