MN buruh migran asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dikabarkan mengalami penganiayaan di Riyadh Arab Saudi. Perempuan yang sudah 1,5 tahun bekerja itu kini dihantui ketakutan karena diburu pelaku yang disebut-sebut berkewarganegaraan India itu.
Kakak korban Tuti Rahmawati mendapat informasi soal penganiayaan itu dari MN pada 16 Agustus lalu. Tuti yang juga berprofesi sebagai buruh migran itu mendapat kabar dari sang adik soal penganiayaan yang dialami di Arab Saudi.
Tuti menyebut adiknya itu dalam kondisi melarikan diri dari rumah majikannya, saat itu dia bertemu dengan para pelaku. Korban mengaku dipaksa untuk dieksploitasi secara seksual oleh pelaku, karena menolak akhirnya korban dianiaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang keadaannya dia sudah kabur cuman dua bulan dia kerja di majikan nya terus mendapatkan perlakukan tidak manusiawi, seperti enggak di kasih makan. Majikannya galak atau bagaimana nah dia kabur, mungkin di kasih nomor oleh sopirnya itulah yang bisa membawa kabur terus menghubungi laki laki itu, ternyata pas di perjalanan itu bukan nya dibawa langsung ke penampungan tapi dibawa ke penginapan, nah di situ dipaksa melayani (secara seksual)," kata Tuti melalui sambungan telepon, Rabu (9/9/2020).
Saat ini Tuti menjelaskan adiknya itu berada di sebuah penampungan bersama perempuan lainnya. Meski berhasil menolak dan melarikan diri dari perlakuan tersebut, kepada sang kakak MN mengaku masih dikejar-kejar oleh para pelaku.
"Adik saya sempat ditangkap lagi sama para pelaku warga negara Hindi (India) itu, dia dipaksa untuk melayani laki-laki hidung belang tapi dia tidak mau, dia berontak disaat itu dia disiksa sampai sedemikian rupa," ujar Tuti.
Beberapa kali ditangkap-dianiaya MN berhasil meloloskan diri. Saat itu disebut Tuti adiknya itu berada di sebuah lokasi yang aman, namun begitu MN masih khawatir keberadaannya terlacak oleh para pelaku.
"Dia (korban) masih takut teman teman si Hindi yang kemarin nyiksa menemukan keberadaannya. Kata adik saya ada tiga orang, makanya saya juga mengadu ke Bang Ahyar (Aktivis Buruh Migran) agar segera dijemput karena kondisinya saat ini masih belum aman," kata Tuti.
Tuti tidak menampik, sang adik berangkat secara ilegal untuk bekerja ke Arab Saudi. MN berada di posisi kurang mampu secara ekonomi, status MN sendiri orang tua tunggal dengan 5 anak. Ia berharap bekerja ke luar negeri bisa meningkatkan taraf hidupnya.
"Dari pihak keluarga minta dia cepet dipulangkan, ibarat kata kalau sudah menginjakan kaki di arab itu sudah kontrak meskipun dia kabur kan, saya mohon kepada pihak PT juga membayar gaji adik saya itu kan ada kasus penyiksaan juga. Dia berangkat karena desakan ekonomi, anak ada 5, kalau suami sudah enggak ada ini yang mendorong adik saya berangkat kesana untuk menghidupi anak anaknya," ujar Tuti.
(sya/mso)