Seorang perempuan berlari dan menangis histeris di pinggir jalan depan Mapolres Kuningan, Jumat (4/9/2020). Perempuan itu tampak ingin menghampiri ayahnya yang telah meninggal dunia.
Sayangnya, keinginan perempuan itu tidak diperbolehkan anggota kepolisian yang berjaga karena sang ayah terpapar virus Corona dan harus dimakamkan dengan protokol pemakaman COVID-19.
Ternyata hal itu bukanlah sebuah peristiwa sungguhan, melainkan hanya aksi teatrikal yang dipertontonkan kepada masyarakat untuk menyosialisasikan bahaya virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hanya aksi teatrikal dimana seorang anak tidak bisa melihat ayahnya untuk terakhir kali karena harus dimakamkan dengan protokol pemakaman COVID-19," kata Kapolres Kuningan AKBP Lukman SD Malik.
Lukman menyebutkan teatrikal yang diperankan oleh personel Polres Kuningan bersama sejumlah jurnalis itu dilakukan untuk mengingatkan betapa berbahayanya virus tersebut.
Untuk itu, dia meminta kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.
"Semuanya harus saling mengingatkan dan sadar untuk menerapkan protokol kesehatan minimalnya jaga jarak dan menggunakan masker. Karena dengan itu bisa melindungi diri sendiri dan orang lain," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, ribuan masker juga dibagikan kepada pengguna jalan yang kedapatan tidak mengenakan masker.
Lukman juga menegaskan akan terus memantau kesadaran disiplin masyarakat dan sudah menyiapkan sejumlah sanksi berupa teguran dan sanksi sosial.
(mso/mso)