Enam bulan berlalu sejak munculnya kasus pertama COVID-19 di Indonesia hingga kemudian menyebar ke semua provinsi termasuk Jawa Barat. Pandemi COVID-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda bakal segera berakhir.
Sejak pertama muncul hingga akhirnya mewabah di berbagai daerah, banyak sumber penyebaran COVID-19 yang mendongkrak peningkatan kasus. Di Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB), salah satu sumber penyebaran COVID-19 tersebut yakni klaster seminar keagamaan Lembang.
Seminar keagamaan di Hotel Lembang Asri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada 3 sampai 5 Maret lalu, menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di Cimahi dan KBB pada bulan pertama muncul kasus tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penuturan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, jemaat yang hadir dalam seminar keagamaan itu mencapai 2000 orang. Namun menurut security hotel, jumlah peserta seminar yang hadir tak sebanyak yang disebutkan.
Sementara dari data Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, total ada lima orang warga yang meninggal akibat COVID-19. Kelimanya merupakan jemaat gereja yang melaksanakan seminar keagamaan di hotel tersebut.
Kasus pertama meninggalnya warga KBB yang positif COVID-19 pada 21 Maret. Yang bersangkutan merupakan seorang pendeta warga Desa Cihanjuang meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Lalu seorang warga Kota Cimahi meninggal pada 23 dan 26 Maret. Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan memastikan Pasien dalam Pengawasan (PDP) tersebut meninggal di Rumah Sakit Dustira. Sementara seorang lagi merupakan seorang dokter yang bertugas di RSHS Kota Bandung.
Selanjutnya seorang warga Parongpong, KBB meninggal pada 27 Maret. Pasien positif berusia 62 tahun itu merupakan istri dari pendeta Positif Corona Virus yang lebih dulu meninggal pada Sabtu (21/3/2020) di ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Yang terakhir seorang warga Cimahi meninggal dunia pada 30 Maret. Semua pasien positif COVID-19 yang meninggal tersebut merupakan jemaat seminar keagamaan Lembang dan kontak erat.
Setelah klaster Lembang mencapai puncaknya pada bulan Maret dan April, muncul lagi beberapa klaster penyebaran COVID-19 di KBB dan Cimahi, di antaranya klaster Pasar Antri, klaster tenaga kesehatan RSUD Cibabat, klaster Pusdikpom, klaster perkantoran, serta klaster guru PNS di Cimahi yang baru saja terjadi beberapa pekan lalu.
Kemunculan klaster tersebut membuat pemerintah Kota Cimahi dan KBB menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 22 April lalu selama 14 hari. PSBB kemudian sempat diperpanjang selama beberapa kali, dan dampaknya yakni penutupan sejumlah pusat pertokoan dan objek wisata.
Penutupan pusat pertokoan dan objek wisata otomatis membuat lumpuh sektor perekonomian. Banyak masyarakat yang terdampak karena pendapatan mereka berhenti total selama PSBB. Pelaku wisata pun turut mengeluhkan penutupan tersebut karena mereka juga terpaksa merumahkan pegawai namun tetap wajib memberikan gaji.
Memasuki bulan ke enam pandemi COVID-19, kehidupan ekonomi dan sosial mulai kembali berjalan dan ditata namun tetap tak mampu mendekati situasi normal seperti sediakala. Masyarakat dan pemerintah tetap bersyukur sektor ekonomi dan sosial kembali berputar. Sayangnya masyarakat mulai abai pada protokol kesehatan hingga akhirnya kasus COVID-19 di Cimahi dan KBB kembali melonjak drastis.