Detik-detik ambruknya gedung BNN Sukabumi terekam kamera CCTV, sayangnya posisi kamera pengintai itu menghadap ke arah depan. Meskipun begitu suasana panik dan debu yang membuat gelap lokasi selama beberapa detik terekam dengan jelas.
Dilihat detikcom, beberapa detik sebelum kejadian terlihat beberapa kendaraan roda empat berjajar tepat di halaman depan bangunan yang ambruk. Tidak berapa lama, beberapa orang berlari ke arah depan disusul debu yang berterbangan.
"Ada kaca mobil yang pecah terkena puing, beberapa orang berlarian ke luar. Sebagian lagi melihat ke arah bangunan, ada tubuh Bripka Beni tergeletak dia beringsut berusaha menjauhi bangunan," kata salah seorang pegawai BNN seraya memperlihatkan rekaman CCTV, Kamis (3/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak lama setelah itu, debu perlahan mulai menghilang. Beberapa petugas BNN kembali lagi ke area gedung yang ambruk. Mereka menyelamatkan Bripka Beni dan menjauhkannya dari lokasi tersebut.
Di antara kepanikan itu, Brigadir Tedi Triyadi anggota BNN mengaku berada di ruangan itu untuk beristirahat seraya salat dzuhur. Begitu bangunan ambruk, Tedi sempat menyelamatkan diri ke luar. Namun dalam hitungan detik ia kembali ke dalam ruangan karena teringat senjata api yang tertinggal.
"Saya mau salat di bangunan tersebut, saya liat atapnya itu sudah lepas dalam hitungan detik atapnya itu sudah mundur ke belakan lepas-lepas ambruk, saya kira ini gempa. Saya lari keluar, sampai luar saya kembali lagi (ke dalam) ambil senjata," ungkapnya.
Usai mengambil senjata, bangunan itu pun ambruk. Kepala Tedi terkena puing bangunan hingga harus mendapat satu jahitan. "Saya keluar menyelamatkan diri, sebagian puing menimpa ke kepala," lirihnya.
Cerita Satpam Evakuasi Korban Luka
Rustandi Security BNN Sukabumi bergegas merangsek ke area dekat ambruknya aula dan ruang klinik rehabilitasi. Saat itu ia melihat salah seorang petugas BNN tergeletak tidak jauh dari pintu keluar.
Menurut Rustandi saat itu debu dari puing bangunan masih menyelimuti area tersebut, dibantu beberapa pegawai BNN yang lain ia membopong korban yang diketahui bernama Bripka Beni Subawa. Seragam security Rustandi berlumuran darah dari korban Beni.
"Posisi saya di depan, langsung masuk ke dalam posisi korban di depan pintu itu. Kelihatan dari luar tertimbun, luka di bagian telinga mengeluarkan darah kaki tertimpa balokan, ini darahnya baru kering di seragam," kata Rustandi kepada detikcom, Kamis (3/9/2020).
Menurut Rustandi beberapa korban lain sudah berada di luar, mereka juga terkena puing namun tidak separah korban Beni.
"Kalau yang lain sudah menyelamatkan diri ke luar lokasi kejadian. Saya merespons cepat karena posisi saya berada tepat berhadapan pas saya melihat ke gedung yang ambruk itu," lanjut Rustandi.
Sebelum kejadian Rustandi mengaku tidak merasakan apapun, tidak ada tanda-tanda gempa, angin atau pun hujan.
"Langsung tanpa ada tanda-tanda dulu, enggak ada hujan enggak ada angin, enggak ada teriakan minta tolong cuman pada lari semuanya, dentuman nya keras," pungkasnya.