Gedung BNN di Sukabumi ambruk, belum diketahui penyebab pasti ambruknya bangunan yang melukai 5 orang pegawai BNN tersebut. Namun kuat dugaan bangunan yang lapuk menjadi penyebab ambruknya gedung tersebut.
Kepala BNN Sukabumi AKBP Fahmi Cipta Dewantara mengatakan BNN baru berkantor di bangunan tersebut pada tahun 2015. Informasi yang ia peroleh bangunan itu berdiri tahun 1980.
Bangunan yang ambruk sebenarnya adalah bangunan milik IPSI Kabupaten Sukabumi, namun oleh staf BNN kerap digunakan untuk ruang ibadah. Tepat di sebelah juga terkena robohan bangunan ruang klinik dan perawatan rehabilitasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menempati tahun 2015, informasinya bangunan ini dibangun tahun 1980 an. Kalau untuk penyebab masih diselidiki pihak kepolisian," kata Fahmi kepada detikcom, Kamis (3/9/2020).
Pantauan detikcom, kayu-kayu penyangga atap memang terlihat sudah lapuk, besi beton mencuat juga sudah terlihat rapuh. Tidak ada tanda-tanda menjelang ambruknya bangunan tersebut.
"Awalnya memang ada goyangan di atap, awalnya saya pikir itu gempa bumi. Tidak lama bangunan langsung runtuh, pegawai kami ada yang berada di aula dan ruang klinik rehabilitasi," lanjut Fahmi.
Lima orang korban pegawai BNN masing-masing bernama Bripka Beni Subawa (Sebelumnya ditulis Deni Subawa), Brigadir Tedi Triyadi, Penyuluh BNN Redi Prihadi, Perawat Bunga Pramesti dan Staf Rehabilitasi Rafli Al Gani.
"Tiga orang sudah pulang dari rumah sakit, namun masih ada dua yang mendapat perawatan karena luka yang diderita cukup serius yakni Bripka Beni dan satu orang lagi Bunga," pungkas Fahmi.