Pengguna transportasi umum angkot dan bus wisata Trans Moda Pariwisata Masyarakat Kota Sumedang (Tampomas) saat ini bisa melakukan pembayaran secara digital. Hal ini untuk meminimalisir kontak langsung.
Nantinya di dalam transportasi tersebut akan disiapkan juga barcode bagi penumpang yang akan membayar. Pembayaran digital itu bisa dilakukan melalui aplikasi BJB Digicash.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sumedang saat ini ada 1.432 unit angkot yang beroperasi di 26 trayek, untuk bus wisata Tampomas ada tiga unit, namun yang beroperasi baru satu unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan pembayaran melalui aplikasi itu agar masyarakat tidak membayar secara tunai di saat pandemi COVID-19 seperti saat ini.
"Ini sebuah solusi yang baik ketika pandemi Covid-19, karena tidak ada sentuhan dari perpindahan uang yang dikhawatirkan akan meningkatkan penyebaran virus Corona," kata Dony usai launching pembayaran digital transportasi umum di Gedung Negara, Kamis (3/9/2020).
Selain itu juga, dengan cara pembayaran secara langsung di khawatirkan akan menimbulkan penyebaran virus melalui uang yang tidak tau apakah orang sebelumnya dalam keadaan sehat atau tidak.
"Kalau pembayarannya cash itu pasti ada sentuhan karena pasti ada kembalian. Kita gak tahu uangnya dari mana kemana, dari siapa ke siapa, jadi ini pembayaran digital ini bisa lebih aman," katanya.
Untuk itu nantinya para penumpang yang sudah memiliki aplikasi Digicash beserta saldonya tinggal scan barcode yang sudah disiapkan di dalam transportasi umum tersebut sehingga akan mempermudah pembayaran agar bisa dilakukan secara cepat dan mudah.
"Penumpang tinggal scan ke barcodenya, kemudian masukan nominalnya dan perlihatkan ke awak angkutan saat naik atau turun angkutan," katanya.
Selain itu, Ketua Organda Kabupaten Sumedang, Dicky Suharto menyebutkan jika pembayaran dengan sistem digital itu nantinya akan diterapkan di semua angkot dengan cara bertahap.
"Harus semuanya, agar para sopir angkot di Kabupaten Sumedang bisa mengikuti era digital," ujar Dicky.
Kata Dicky, pembayaran dengan sistem digital ini memang masih ada kendala karena tidak semua sopir angkot paham dengan teknologi.
"Mudah-mudahan kalau bertahap mereka bisa mengerti dan bisa bermanfaat bagi awak angkutan yang saat ini sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19," ujarnya.
Meski saat ini sudah diterapkan pembayaran secara digital, kata Dicky setiap penumpang masih bisa melakukan pembayaran secara tunai karena selain sopir, masyarakat juga tidak semuanya faham akan teknologi.
"Boleh dan masih bisa melakukan pembayaran tunai," katanya.
Untuk itu mereka masih perlu bimbingan dari Pemkab Sumedang dalam menerapkan pembayaran digital transportasi umum tersebut.
Tonton juga video 'Melihat Angkot di Era New Normal dengan Protokol Kesehatan':