Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat mengungkapkan fakta bahwa perawat yang tertular COVID-19 rata-rata adalah mereka yang tidak menangani langsung pasien positif COVID.
"Hampir 60 persen konfirmasi positif, perawatnya tidak merawat pasien COVID," kata Ketua PPNI Jabar Wawan Hernawan saat dihubungi detikcom, Kamis (3/9/2020).
Hal itu, kata dia, terjadi karena kurangnya kepatuhan masyarakat dan tidak jujur dalam memberikan informasi pada perawat. "Yang positif COVID untuk perawat justru banyaknya bukan perawat yang menangani COVID. PPNI sendiri akan mengevaluasi masing-masing kota dan kabupaten minggu-minggu ini," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama enam bulan pandemi COVID-19, pihaknya mencatat 171 perawat di Jabar yang terkonfirmasi positif COVID-19. "Yang 171 perawat kita berikan penyemangat dengan Rp 500 ribu per orang untuk bantuan supleman. Alhamdulillah semua sudah bekerja separti semula dan sembuh," katanya.
Untuk menindaklanjuti dari perilaku ketidakjujuran masyarakat yang memiliki gejala COVID-19. PPNI bersama Satgas DPW memberikan informasi kepada seluruh perawat agar bertugas sesuai protokol kesehatan COVID-19.
"Kordinasi dengan gugus tugas provinsi, memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi RS dan puskesmas yang masih membutuhkan," tuturnya.
Kemudian bagi masyarakat tetap diimbau untuk mengenali gejala dan menerima informasi terkait COVID-19 yang diberikan petugas dan mahasiswa keperawatan yang ada di lapangan.
"Pada masyarakat baik di lingkungan warga maupun di tempat umum dilakukan edukasi oleh mahasiswa keperawatan bersama dengan gugus tugas kota dan provinsi," kata Wawan.
Terkait kebutuhan APD bagi perawat, Wawan mengatakan sejauh ini kebutuhan dirasa cukup terutama APD. "Kita sudah koordinasi dengan para ketua DPD PPNI di masing-masing kota dan kabupaten. Yang saat ini jadi masalah, kurangnya kepatuhan masyarakat dan tidak jujur dalam memberikan informasi pada perawat," ujarnya.
(mso/mso)